Kamis 06 Apr 2017 16:34 WIB

Kesadaran Antisipasi Kanker di Sleman Masih Rendah

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Hazliansyah
Warga menuggu antrian untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara dalam kegiatan pekan deteksi dini kanker di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, Selasa (11/10).
Foto: Republika/Prayogi
Warga menuggu antrian untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara dalam kegiatan pekan deteksi dini kanker di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, Selasa (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kesadaran masyarakat Sleman untuk mendeteksi gejala kanker masih sangat rendah. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman (Dinkes) Sleman Nurul Hayah, Kamis (6/4). Maka itu Pemkab setempat sengaja menggelar sosialisasi pencegahan kanker, khususnya kanker payudara dan leher rahim atau serviks.

Nurul menjelaskan, deteksi kanker payudara sendiri sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan Sadari atau periksa payudara sendiri.

“Sedangkan kanker leher rahim bisa dideteksi dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat atau IVA tes. Jika ditemukan kelainan, baru ditindak lanjuti dengan pap smear,” paparnya di Puskesmas Tempel I.

Sosialisasi dan deteksi kanker sendiri dilakukan pada 1.000 Wanita Usia Subur (WUS) di lima titik lokasi yang berbeda. Antara lain Puskesmas Tempel I, Puskesmas Tempel II, Puskesmas Seyegan, Puskesmas Minggir, dan Puskesmas Mlati II.

Nurul menyampaikan, tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kanker payudara dan leher rahim. Sebab dua jenis kanker tersebut dapat dideteksi secara dini dan mandiri.

“Namun kesadaran untuk memeriksa kanker tersebut masih sangat rendah,” kata Nurul.

Berdasarkan data dari Puskesmas se-Kabupaten Sleman, pada 2016 terdapat 157.408 pasangan usia subur. Namun yang memeriksakan IVA hanya 2.103 pasangan. Meski begitu, Nurul mengakui, angka tersebut memang belum mencakup semua data dari pelayanan kesehatan di Kabupaten Sleman.

Sasaran tes IVA sendiri adalah pasangan usia subur. Sedangkan pemeriksaan kanker payudara adalah wanita usia subur. “Dengan sosialisasi ini kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker,” tutur Nurul.

Sementara itu Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyampaikan, kematian terbesar kaum perempuan diakibatkan oleh kanker payudara dan serviks. Berdasarkan Permenkes Nomor 43 tahun 2015, kanker payudara dan leher Rahim dinyatakan sebagai kanker terbanyak di Indonesia yang memerlukan tindakan atau intervensi kesehatan masyarakat dalam bentuk program penanggulangan nasional.

“Maka itu kami mengimbau agar kaum perempuan khususnya di Sleman melakukan deteksi dini untuk mengetahui kondisi terkini, dan dapat melakukan langkah antisipatif untuk melakukan pencegahan,” ujar Muslimatun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement