REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama tak mau berkomentar banyak ihwal maraknya pemasangan spanduk bernuansa SARA bertuliskan "Jakarta Bersyariah" dalam beberapa hari terakhir.
"Aku kira masyarakat juga (yang menilai), kamu mau kalau nyolong potong tangan?" ujar Ahok di jalan H. Syaip, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/4).
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga mengaku tidak paham dengan maksud dan tujuan dari spanduk tersebut. "Aku gak tahulah," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Sukses calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Mohammad Taufik membantah bila yang memasang spanduk "Jakarta Bersyariah" berasal dari pihaknya.
"Ya ga mungkin kita lah. Itu spanduk itu yang buat pasti yang takut Anies-Sandi menang. Banyak spanduk bohongkan . Saya kan wakil ketua pemenangan, jadi saya tahu," ujar Taufik.
Taufik mengatakan relawan pendukung Anies-Sandiaga tentu tidak secara sepihak membuat alat peraga kampanye. Mereka tentu akan koordinasi terlebih dahulu.
"Kami kontrol semuanya. Pasti mereka itu komunikasi dulu dengan kami. Sudahlah, jangan dibolak-balik," tutur Taufik.
Spanduk-spanduk yang menjadi perbincangan hangat tersebut berisi tulisan Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, Wujudkan Jakarta Bersyariah dan Bersama Umat Tegakan Syariat Islam di Jakarta, Selangkah Lagi Menuju Kemenangan. Di spanduk juga terdapat foto Anies-Sandiaga beserta tokoh-tokoh ormas, di antaranya pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab.