REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menyatakan kawasan itu siaga satu banjir, menyusul debit air di Bendungan Benanga terus bertambah.
Kepala BPBD Kota Samarinda Endang Liansyah di Samarinda, Rabu menyatakan, ketinggian air di Bendungan Benanga sudah mencapai 65 sentimeter.
"Dari pantauan kami, ketinggian air di Bendungan Benanga terus meningkat. Pada Senin (3/4) ketinggian air hanya sekitar 60 sentimeter dan kemudian kemarin (Selasa) naik menjadi 62 sentimeter dan tadi pagi menjadi 65 sentimeter," katanya.
Posisi ketinggian air, lanjutnya, sudah sejajar dengan pintu air atau sudah batas maksimal sehingga statusnya sudah Siaga 1. "Apalagi jika terjadi hujan pada Rabu malam atau Kamis dinihari (6/4) maka statusnya bisa Darurat Banjir," katanya.
Menurut dia, ketinggian air di Bendungan Benanga itu disebabkan tingginya curah hujan di bagian Utara Kota Samarinda yakni di kawasan Sungai Siring dan Tanah Merah.
Selain itu juga adanya limpahan air dari kawasan Lampake dan Batu Cermin sehingga debit air di bendungan Benanga terus bertambah.
Akibat semakin naiknya debit air di Bendungan Benanga, tambahnya, menyebabkan sejumlah kelurahan di Kota Samarinda terendam. "Banjir sudah hampir merata di wilayah Kota Samarinda. Kalau rumah yang terendam diperkirakan sampai ribuan, sebab di kawasan Perumahan Bengkuring saja sudah mencapai 600 rumah, belum lagi di Gunung Lingai, Kelurahan Temindung, Sidodadi dan kawasan Kelurahan Lampake," ujar Endang.
Dia mengatakan, banjir terparah berlangsung di kawasan Kelurahan Gunung Lingai dengan ketinggian mencapai satu hingga 1,5 meter.
BPBD Kota Samarinda lanjut ia, telah mendirikan Posko Banjir di kawasan Perumahan Griya Mukti Kelurahan Gunung Lingai, untuk membantu warga korban banjir dan memantau kondisi genangan air di kawasan itu.
Selain posko banjir, BPBD Kaltim dan Kota Samarinda juga mengerahkan masing-masing satu perahu karet sementara Dinas Sosial telah menurunkan dua perahu fiber untuk membantu warga korban banjir di Kelurahan Gunung Lingai.
Sementara, salah seorang warga Perumahan Griya Mukti, Adi mengaku mengungsi di rumah keluarganya, akibat genangan air di rumahnya sudah mencapai paha orang dewasa atau sekitar 70 sentimeter. "Saya terpaksa mengungsi mulai hari ini, karena air bertambah naik. Kami khawatir, banjir besar seperti yang terjadi pada 2008 dan 2009 akan terulang sebab kondisi air yang dengan cepat terus bertambah naik," ujarnya.