Rabu 05 Apr 2017 16:05 WIB

JK Sindir Kisruh DPD di Seminar Nasional Nahdlatul Wathan

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Bayu Hermawan
 Wakil Presiden Jusuf Kalla menggear konferensi pers usai rapat Asian Games bersama Inasgoc di Jakarta, Sabtu (25/3).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Wakil Presiden Jusuf Kalla menggear konferensi pers usai rapat Asian Games bersama Inasgoc di Jakarta, Sabtu (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menghadiri acara pembukaan Seminar Nasional Nahdlatul Wathan di Universitas Negeri Jakarta. Dalam acara tersebut, JK kembali menyindir kisruh saat sidang paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh pemerintahan seperti Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Senator asal NTB Farouk Muhammad, dan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi. Dalam kesempatan tersebut, Jusuf Kalla mengatakan bahwa perjuangan Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid untuk bangsa Indonesia telah setara dengan tokoh-tokoh islam lainnya seperti Ahmad Dahlan, Hasyim Asyari, dan Buya Hamka.

Seminar Nasional ini digelar untuk menelusuri perjuangan sosok kepahlawanan TGH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam mendukung kemerdekaan Indonesia melalui organisasi Nahdlatul Wathan.

Jusuf Kalla mengatakan, organisasi perjuangan Islam sudah muncul sebelum kemerdekaan dan terus berlangsung sampai saat ini. Jumlah organisasi perjuangan islam memang cukup banyak dan tersebar, namun semua memiliki tujuan yang sama yakni mendidik, berdakwah, dan berjuang untuk bangsa.

"Nahdlatul Wathan kebangkitan tanah air tujuannya, jadi jelas mempunyai kesamaan dan ada pendekatan dalam kebangkitan Tanah Air. Jadi senada," ujarnya dalam pembukaan Seminar Nasional  Nahdlatul Wathan di Universitas Negeri Jakarta, Rabu (5/4).

Di akhir sambutannya, Jusuf Kalla menyindir peristiwa yang terjadi di DPD pada beberapa hari lalu. Menurutnya, kisruh DPD tersebut tidak sesuai dengan cerminan persatuan bangsa yang telah diajarkan oleh para tokoh-tokoh perjuangan di zaman kemerdekaan.

"Semoga dengan eprtemuan ini lebih membesarkan dan memajukan Nahdlatul Wathan termasuk  persatuannya, karena apabila beliau (TGH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid) ini selalu mengajukan persatuan bangsa, tapi kita sendiri tidak bersatu itu tidak sempurna. Jadi saya harap ini juga menjadi ajang persatuan untuk kita semuanya. Tentu jangan seperti DPD begitu kan," kata Jusuf Kalla.

Sebelumnya, Jusuf Kalla menyesalkan atas kekacauan yang terjadi dalam proses pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Senin (3/4) lalu. Sebab, bukan kali ini saja DPD disorot terkait persoalan yang sama.

"Dan terus terang memalukan kita, baik dalam negeri khususnya luar negeri," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/4).

Jusuf Kalla mengaku mendapatkan pertanyaan dari sejumlah kalangan terkait sistem demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia. Apalagi, selama ini banyak negara memuji keberhasilan Indonesia dalam menjalankan sistem demokrasi tersebut. Namun, menurut Jusuf Kalla, kejadian yang ditunjukkan oleh DPD justru memberikan pandangan sebaliknya dari dunia internasional terhadap Indonesia.

"Tentu kita malu melihat itu. Jadi saya harap bahwa hal ini dapat diselesaikan sendiri-sendiri," kata JK.

Sementara itu, Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi dalam sambutannya di pembukaan Seminar Nasional Nahdlatul Wathan melakukan lobi kepada wakil presiden untuk menyelesaikan kisruh DPD. Bahkan, Zainul juga meminta tolong kepada wakil presiden agar Farouk Muhammad bisa tetap menjadi wakil ketua DPD.

"Sampai hari ini bagi kami, (Farouk Muhammad) masih wakil ketua DPD, nanti kita minta tolong kepada wakil presiden untuk diselesaikan, kalau bisa beliau tetap jadi wakil ketua DPD karena ini kehormatan juga bagi warga NTB, pak," kata Zainul dalam sambutannya di hadapan wakil presiden.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement