Rabu 05 Apr 2017 15:12 WIB

Umat Hindu Bali Rayakan Galungan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Seorang pemuka agama Hindu menyiapkan sarana persembahyangan Hari Raya Galungan di Ubud, Bali, Rabu (7/9). Hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) tersebut dirayakan setiap 6 bulan sekali dengan persembahyangan di tiap-tiap Pura.
Foto: Antara
Seorang pemuka agama Hindu menyiapkan sarana persembahyangan Hari Raya Galungan di Ubud, Bali, Rabu (7/9). Hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) tersebut dirayakan setiap 6 bulan sekali dengan persembahyangan di tiap-tiap Pura.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Umat Hindu Bali pada Rabu (5/4) merayakan Galungan, hari raya yang diperingati setiap enam bulan sekali. Ini adalah hari suci memperingati kemenangan (dharma) atas adharma yang memberi kesejahteraan dari Tuhan Yang Maha Esa. Umat manusia diharapkan menjalani kehidupannya dengan suci dan bersih.

Masyarakat Bali sejak pagi hari melaksanakan sembahyang di rumah masing-masing dan menuju pura suci keluarga. Seluruh perkantoran, aktivitas bekerja, dan sekolah di Bali diliburkan, 4-6 April 2017.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika sebelumnya mengatakan, masyarakat Bali memiliki dua kewajiban (swadharma), yaitu swadharma meagama, dan swadharma negara. Swadharma meagama menjadi tonggak untuk mempertebal spritual.

"Ini nantinya menjadi semangat dalam menjalani swadharma negara atau pekerjaan kita dengan baik," ujarnya.

Ciri khas lainnya pada Galungan adalah aneka rupa penjor yang menghiasi sepanjang jalan. Penjor adalah bambu hias yang bentuknya melengkung dan biasanya ditancapkan di depan rumah warga Hindu di Bali.

Ni Putu Eka, warga Denpasar mengatakan harga penjor bervariasi, tergantung kemampuan ekonomi si pemilik rumah. "Mulai dari 1 juta hingga belasan juta," katanya.

Penjor, kata Eka, menjadi simbol Naga Besukih yang memberi keselamatan dan kemakmuran bagi masyarakat. Umat Hindu yang memasang penjor berarti mengungkapkan rasa bakti dan terima kasihnya kepada Sang Hyang Widhi. Bambu melengkung itu dihias dengan kelapa, padi, bumbu, kue, pala bungkah, pala gantung, tebu, kain putih, kain kuning dan lainnya.

Setelah Galungan, umat Hindu Bali akan memperingati Hari Raya Kuningan 10 hari kemudian, tepatnya 15 April 2017. Hari Raya Kuningan dilaksanakan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement