REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 11 zona Pramuka di Jawa Timur menggelar Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka yang dihelat mulai April-Mei 2017. Setiap zona diikuti oleh dua sampai enam kwartir cabang (kwarcab) Pramuka.
Sebelas zona di Jatim yang menggelar Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramukaakan antara lain Kwarcab Banyuwangi, Kwarcab Lumajang, Kwarcab Malang, Kwarcab Trenggalek, Kwarcab Jombang, Kwarcab Kota Kediri, Kwarcab Bojonegoro, Kwarcab Gresik, Kwarcab Probolinggo, Kwarcab Sumenep, Kwarcab Sidoarjo.
Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka merupakan kegiatan yang digagas oleh Pramuka Jatim untuk menciptakan lingkungan masyarakat menjadi sehat, aman dan bersih. Festival ini bertemakan Merajut Persaudaraan dalam Warna-warni Indonesia.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, mengatakan, Kampung Kelir memperlihatkan kepada masyarakat tentang kepedulian pramuka dalam membantu sesama. Anggota pramuka bersatu padu mengecat dan membersihkan rumah yang telah dipilih.
“Ada 1.000 anggota pramuka dari tiga kabupaten berkumpul untuk bakti sosial menciptakan lingkungan menjadi lebih baik,” kata Gus Ipul saat membuka Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa (4/4).
Gus Ipul, sapaan akrabnya, menjelaskan, dengan adanya Kampung Kelir setiap desa akan tampak warna warni. Sehingga, lingkungan akan tampak terlihar nyaman, enak dipandang dan menjadikan motivasi bagi masyarakat untuk membiasakan hidup bersih.
“Dampak adanya Kampung Kelir selain menjaga lingkungan baik, juga menjadikan lingkungan layak untuk tumbuh kembang anak, orang tua, lansia dan semua kalangan,” jelasnya melalui keterangan resmi.
Kampung Kelir bukan kegiatan yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Sebelumnya sudah ada beberapa daerah yang sudah ada seperti Malang. Namun, kampung kelirt yang melibatkan Pramuka ini beru pertama kali diselenggarakan di Indonesia. ”Kampung Kelir sekaligus menyebarkan semangat menjaga lingkungan agar tumbuh generasi sehat yang kemudian menjadi pemenang,” ucapnya.
Di sisi lain, Gus Ipul mengapresiasi kemajuan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Salah satunya di sektor pariwisata. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi meningkat drastis. Pemkab Banyuwangi secara berkesinambungan memperbaiki sektor pariwisata agar bisa menarik wisatawan.
Dampak pembangunan di segala sektor di Banyuwangi menyebabkan pertumbuhan yang inklusif dan kesenjangan semakin menipis. “Bukan tidak mungkin wisata Banyuwangi menjadi nomor satu di Jatim. Hal tersebut karena ada dukungan dari stakeholder,” imbuhnya.