REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang kendaraannya menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG). Penerapan BBG tersebut akan diterapkan juga pada truk-truk sampah Dinas Lingkungan Hidup Jakarta.
Kepala Bidang Dampak Lingkungan Hidup, Andono Warih, mengatakan penggunaan BBG sebagai bahan bakar ramah lingkungan masih baru diterapkan pada Bus Transjakarta. "Nantinya, truk sampah juga akan kami canangkan untuk beralih ke BBG. Hanya saja masih banyak kendala yang kami temukan di lapangan," ujar dia dalam Diskusi Polusi Udara, Selasa (4/4) sore.
Pengalihan bahan bakar tersebut, Andono mengatakan, sudah siap dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta. Tetapi supply-nya yang masih sulit. Sebanyak 1.200 truk sampah tersebut masih dimatangkan lagi. Pemprov DKI bekerja sama dengan United States Environmental Protection Agency (USEPA), menyatakan kendaraan harus dikonverai ke BBG dan dimulai dari kendaraan dinas terlebih dahulu.
Dalam pengendalian asap cerobong, yang merupakan salah satu upaya Dinas Lingkungan Hidup untuk menekan tingkat polusi udara, beberapa pabrik disarankan untuk mengganti bahan bakar ke gas. "Jakarta juga menjadi satu-satunya provinsi yang menerapkan gas fuel powerplan untuk pabrik-pabrik dan perusahaan industri. Kami juga punya instrumen khusus untuk mengujinya," tutur Andono.
Pengalihan bahan bakar tersebut dilakukan atas dasar hasil pemantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dipasang di lima titik ibu kota. Yakni Bundaran HI, Kelapa Gading, Jagakarsa, Lubang Buaya, dan Kebon Jeruk.
"Kalau misalnya kita lihat layar-layar iklan di Bunderan HI, itu ada ISPU-nya. Kemudian di Kelapa Gading juga kalau dilihat hasilnya, itu unik sekali," kata Andono.
Upaya tersebut merupakan program dari pemerintah untuk mengurangi tingkat polusi di Jakarta, dan membuat udara sehat bagi masyarakat. Diharapkan, masyarakat juga bisa ikut mendukung program-program yang sudah dijalankan pemerintah dan bersama menjalaninya untuk kehidupan lebih sehat.