Selasa 04 Apr 2017 14:20 WIB

Kepri Begitu Spesial di Mata Menpar, Ini Alasannya

Salah satu wisata di Batam, Kepri
Foto: ROL/Winda Destiana
Salah satu wisata di Batam, Kepri

REPUBLIKA.CO.ID, KEPRI -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menganggap Kepri sebagai wilayah yang istimewa. Bahkan, Senin (3/4) semua 'panglima pariwisata' dikerahkan ke Hotel Aston, Tanjung Pinang, Kepri untuk mewarnai Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) Provinsi Kepri. Mengapa Kepri begitu berarti bagi Menpar Arief? Pertama, Kepri ini top 3 wisman terbesar di Indonesia dengan persentase 20 persen, setelah Bali 40 persen dan Jakarta 30 persen.

"Kedua, Kepri sudah ditetapkan sebagai Gerbang Wisata Bahari Indonesia, karena posisi geografis yang dekat dengan Singapore dan riilnya wisatawan yacht atau perahu wisata itu masuk dari sana," ujar Menteri Arief.

Ketiga, Kepri juga masuk dalam program crossborder, karena penyeberangan ke Batam, Bintan, Tanjung Balai Karimun, sangat dekat dan cepat. Akses penyeberangan juga semakin banyak. "Karena itu akan banyak events internasional di Kepri, untuk menghidupkan industri pariwisata di sana," kata Arief Yahya.

Kepri, lanjut Arief, juga destinasi yang paling cepat untuk membuat program kerjasama regional Negara-Negara Asia Tenggara, dengan dibungkus dengan Visit ASEAN@50. Program bersama, setelah kesepakatan dalam ATF (ASEAN Tourism Forum) 2017 di bulan Januari 2017 diluncurkan di Singapura.

Karena itu, Menpar Arief Yahya setuju ketika diminta memberi arah Kepri ke depan, agar sama dan seiring dengan target-target besar Kemenpar. Juga inline dengan apa yang dimaui Presiden Joko Widodo akan core economy bangsa Indonesia ke depan. "Beliau sudah menetapkan DNA Indonesia yang bisa bersaing di global level hanya ada di pariwisata! Paling enak, paling mudah, ikut sama arah yang sedang dituju Presiden, karena pasti sejalan," ujar Menteri Arief.

Di depan Gubernur Kepri Nurdin Basyirun dan seluruh kepala dinas di provinsi itu, Arief Yahya memaparkan mengapa Kepri harus menjadi pariwisata. Mengapa pariwisata harus dijadikan ujung tombak? "Pertama, tren pariwisata terus meningkat dalam 5 tahun terakhir, dan melejit dalam 2 tahun terkhir ini. Datanya bisa dilihat," kata Arief.

Sebaliknya, minyak dan gas bumi, batu bara, kelapa sawit (CPO) terus menurun, sehingga diperkirakan 2019, pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. "Ini penting! Riau saja, yang selama ini penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia, sekarang sudah mulai switch ke pariwisata? Kepri sudah punya potensi dan lebih dekat dari Singapura!" ujar Mantan Dirut PT Telkom ini.

Alasan lain, Arief Yahya mengajak flash back di revolusi industri, mengingat kembali pikiran-pikiran Alvin Toffler. Dia membagi revolusi ke dalam 3 fase gelombang. Yakni pertanian, manufaktur dan teknologi informasi, saat ini ada sudah masuk ke era cultural industry. "Pariwisata ada di gelombang ke empat, yakni cultural industry atau creative industry," ujar dia.

Karena itu, penting bagi Gubernur atau CEO Kepri untuk memastikan portofolio bisnis daerahnya. Mau ditetapkan sebagai daerah apa? Industri apa yang akan dikembangkan oleh daerah? "Ini dulu bagian terpenting yang harus diputuskan. Arah dulu yang dipastikan, setelah itu baru kerahkan seluruh sumberdaya manusia dan budgeting menuju ke arah tersebut," kata dia.

Menpar Arief pun menurunkan semua Eselon I Kemenpar ke Kepri di Rakorbang itu. Karena itu hadir di forum itu Sekretaris Kementerian, Ukus Kuswara, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan, Wisnu Bawa Tarunajaya, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara, Rizki Handayani dan Honorary Advisor Untuk Bidang Wisata Bahari, Indroyono Soesilo.

Di deretan Pemprov sendiri ada Gubernur Kepri Nurdin Basyirun, Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar, Apri Sujadi (Bupati Bintan), Aunur Rofik (Bupati Karimun), Hamid Rijal (Bupati Natuna), Arif Fadilah (Sekda Prov Kepri), H. Syahrul S.Pd (Wakil Wali Kota Tanjung pinang), Buralimar (Kadispar Provinsi Kepri), Guntur Sakti (Kadis Kominfo Provinsi Kepri).

Sedikitnya ada 200an peserta yang terdiri atas SKPD Provinsi, SKPD Kabupaten/Kotamadya, perguruan tinggi pariwisata, ASITA, PHRI, media masaa dan tokoh masyarakat Kepri. Acara Rakor ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan soliditas Pentahelix Pariwisata Kepri dalam rangka "Indonesia Incorporated".

Gubernur Nurdin tersirat, mengarahkan Kepri sebagai destinasi wisata. "Dengan kekuatan penuh, kami akan wujudkan bahwa Kepri benar-benar sebagai Gerbang Wisata Bahari Indonesia! Kami punya 408 pulau-pulau dan lebih dari 96 persen wilayah Kepri adalah laut," ujar Gubernur Kepri Nurdin di Rakor tersebut.

Gubernur Nurdin Basyirun juga menyampaikan optimismenya di sektor Pariwisata. "Kepri ini punya beberapa lokasi yang potensinya besar, di antaranya potensi Kep. Anambas sebagai daya tarik wisata dan perikanan," kata dia.

Kadispar Kepri, Buralimar mengungkapkan ambisi Kepri untuk menjadi daya tarik utama wisatawan, wisata bahari dapat menjadi trigger untuk kedatangan wisatawan. Proyeksi Kepri itu 3 juta wisman dari 15 juta target 2017 yang ditargetkan dari Kepri, rakor tahun ini diharapkan menjadi Kepri Incorporated untuk mendukung Indonesia Incorporated."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement