Selasa 04 Apr 2017 14:07 WIB

Pengerukan Tiga Sungai Dilakukan untuk Atasi Banjir Rancaekek

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Sejumlah kedaraan berusaha melintasi banjir di kawasan Jalan Raya Rancaekek di depan Pabrik PT Kahatek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).(Republika/Mahmud Muhyidin)
Sejumlah kedaraan berusaha melintasi banjir di kawasan Jalan Raya Rancaekek di depan Pabrik PT Kahatek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/11).(Republika/Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum tengah melakukan penanganan darurat terkait banjir Rancaekek, Kabupaten Bandung. Sebab, kawasan ini kerap menjadi sasaran banjir tiap tahunnya.

BBWS Citarum telah mengagendakan rencana jangka panjang yang permanen untuk mengatasi banjir. Namun, untuk sementara, upaya darurat dilakukan untuk menangani banjir, terutama saat hujan deras mengguyur.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan penanganan sedang dilakukan di Sungai Cimande, Cikijing, dan Cikeruh. Yakni dengan pengerukan sedimentasi di tiga sungai yang mengalir di Rancaekek.

"Untuk Cimande normalisasi darurat terkait dengan sampah dan sedimentasi. Untuk Cikijing juga sedang dalam proses pengerjaan termasuk Cikeruh," kata Iwa di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (4/4).

Iwa mengatakan petugas dan alat berat dari BBWS sudah standby di sungai-sungai tersebut. Mengantisipasi sedimentasi yang masih bisa terjadi akibat sampah yang masih banyak dibuang masyarakat ke sungai.  

Selain itu, Iwa menyebutkan dalam waktu dekat pembongkaran jembatan Rancaekek juga akan dilakukan. Jembatan di Sungai Cikeruh tersebut akan ditinggikan karena konstruksinya yang rendah kerap tergenang air. "Solusinya jembatan akan ditinggikan oleh BBWS. Karena kalau mengandalkan APBD dari kabupaten bandung prosesnya sangat lama," ujarnya.

Oleh karena berada di wilayah Kabupaten Bandung, Iwa mendorong Pemkab Bandung untuk segera mengeluarkan izin pembongkaran dari Bupati. Sehingga bisa segera dilaksanakan. Ke depannya, kata Iwa, pelebaran sungai akan dilakukan dengan membebaskan lahan pemukiman warga di sekitar sungai.

Serta perbaikan drainase oleh Badan Pengelola Jalan Nasional (BPJN). "Sementara ini darurat melakukan normalisasi dulu sesuai dengan anggaran yang ada," ucapnya.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat Nana Nasuha mengatakan jangka panjangnya pelebaran sungai akan dilakukan. Namun masih terkendala pembebasan lahan yang belum selesai karena anggaran yang belum siap seluruhnya. Nana yang juga bermitra dengan BBWS mengatakan pengerukan menjadi langkah darurat untuk memperbanyak debit air. Sehingga terutama saat hujan deras turun, air tidak langsung meluap ke daerah sekitar.

"Jadi seperti penanganan Cimande, sungai Cikijing, kemudian sungai Cikeruh. Itu kan berdasarkan rencana BBWS itu kan akan dilebarkan tapi karena proses pembebasan tanahnya belum selesai maka Sungai Cikijing, Cimande, Cikeruh itu dilaksanakan pengerukan dengan harapan bahwa paling tidak bisa mengalirkan debit banjir yang ada," kata Nana.

Ia mengatakan tanggung jawab tiga sungai tersebut merupakan kewenagan BBWS yang didukung penuh oleh Pemprov Jawa Barat. Pemprov berperan mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait. Diharapkan langkah darurat ini bisa memiliki dampak signifikan.

Nana mengatakan pengerukan sudah dilakukan sejak pekan lalu dan terus dalam pemantauan. Pengerukan diyakini sangat berpengaruh meski belum bisa dipastikan untuk saat ini karena curah hujan relatif menurun.

"Pengeruhan sudah stand by terus. Ini masih pelru dicermati karena pengerukan di badan sungai sekarang itu baru dilaksanakan minggu kemarin. Dan sampai hari ini memang belum bisa teruji karena kebetulan beberapa hari ini curah hujan relatif kecil. Nanti kalau ada curah hujan yang besar durasi lama maka nanti bisa dilihat efeknya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement