Selasa 04 Apr 2017 08:41 WIB

Risiko Longsor Susulan di Ponorogo Masih Tinggi, Ini Sebabnya

Red: Nur Aini
Suasana timbunan longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (3/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Suasana timbunan longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID,PONOROGO -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau seluruh unsur SAR dan masyarakat dalam kawasan terdampak bencana Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengantisipasi potensi longsor susulan seiring hujan deras mengguyur kawasan ini.

"Dari evaluasi kami bersama PVMBG dan Tim Geologi UGM yang harus tetap diwaspadai adalah potensi longsor susulan," kata Deputi Penanggulangan Kedaruratan Bencana BNPB Tri Budiarto saat dikonfirmasi di lokasi bencana, Selasa (4/4).

Berdasarkan hasil kajian bersama, kata dia, risiko longsor susulan masih tinggi. Hal itu mengacu ditemukan fakta retakan tanah memanjang dari sekitar pusat titik longsor lereng Gunung (Bukit) Gede ke arah samping kanan dan kiri hingga radius 150 meter. Kerawanan longsor semakin tinggi karena hujan beberapa kali mengguyur dengan intensitas curah sedang dan tinggi, sehingga proses pencarian korban hilang dua kali dihentikan pada hari pertama (Ahad, 2/4) dan kedua (Senin, 3/4). "Bukan tidak mungkin risiko longsor susulan itu terjadi. Tapi kalau tidak ya tidak apa-apa," katanya.

Tri Budiarto mengatakan, saat ini langkah mitigasi lanjutan yang dilakukan BNPB bersama seluruh unsur SAR, baik BPBD, TNI, Polri maupun lainnya untuk aktif melakukan sosialisasi. "Dari gambaran ini, kewaspadaan harus terus diingatkan. Tidak hanya bagi masyarakat setempat, tapi juga berlaku di seluruh tempat baik di Jatim, Jawa Tengah maupun Jawa Barat mengingat intensitas curah hujan yang tinggi," ujarnya.

Terkait proses pencarian korban sejauh ini baru menemukan tiga korban hilang, Budiarto menegaskan akan terus dilakukan hingga H+7.  Menurutnya, diperpanjang atau tidak upaya pencarian akan diputuskan setelah dilakukan evaluasi oleh Basarnas bersama seluruh potensi SAR yang ada. "Tentu akan dibahas lagi oleh tim terpadu, apakah diperpanjang atau tidak. Prosedurnya begitu," kata dia.

Jika pun nantinya proses pencarian diputuskan harus dihentikan setelah dilakukan evaluasi bersama tim terpadu itu, Budiarto memastikan hal itu bakal diumumkan kepada publik. "Ya, kalau keputusannya dihentikan itu artinya korban akan dikubur bersama di lokasi bencana. Nanti tanah akan kami ratakan," kata Budiarto. Demikian pula apabila hasil evaluasi memutuskan bahwa pencarian akan dilanjutkan, Tri Budiarto memastikan bahwa keputusan itu juga disampaikan kepada publik secara langsung maupun melalui media massa.

Baca juga: Pakar UGM Ungkap Penyebab Tanah Longsor di Ponorogo

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement