REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengungkapkan seorang ibu mempunyai peran yang sangat vital di lingkungan rumah. Karenanya, seorang ibu harus mendidik anak-anaknya di dalam rumah.
"Untuk itu seorang ibu harus bisa mendidik dan mengawasi anaknya dari pengaruh bahaya paham radikalisme dan terorisme," ujarnya saat menjadi narasumber di acara pertemuan rutin Himpunan Daiyah Majelis Taklim Muslimat (Hikmat) NU dan Ikatan Haji Muslimat (IHM) NU wilayah Jawa Timur di Pondok Pesantren Al-Hikmah, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Ahad (2/4)
”Kalau di luar rumah ada guru dan sebagainya, tapi seorang ibu adalah sosok yang paling sering bertemu anaknya di rumah sejak anak itu lahir. Jadi peran ibu sangat penting dalam mendidik anak-anaknya. Saya berharap banyak dari ibu-ibu semua agar dapat menjaga dan mengawasi perilaku anak-anaknya,” ujar Suhardi.
Di hadapan sekitar sekitar 250 Muslimat NU tersebut mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan bahwa di era globalisasi ini tekhnologi dan dunia maya sudah sangat berbahaya sekali bagi kaum generasi muda yang tidak dapat memilah mana informasi yang baik dan tidak baik
“Gara-gara ini (sambil memegang smartphone miliknya) yang menjadi masalah saat ini, semua orang bisa menjadi radikal. Dunia dalam genggaman Memang ini banyak manfaatnya dari gadget ini, tetapi juga banyak aspek negatifnya,” ujar mantan Kabaresrim Polri ini
Menurutnya, jika zaman dahulu para pelaku teror dalam melakukan perekrutan atau bai’at harus datang dan bertemu langsung kepada para tokoh teroris, namun hal tersebut sudah tidak lagi dilakukan dan beralih dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
“Sekarang tidak perlu datang langsung, cukup di bai’at melalui online lewat internet. Contohnya si Ivan dalam kasus penusukan pastur di Medan tahun lalu. Itu dia bai’at lewat online,” ujar Ka BNPT sambil disambut kalimat Astagfirullah Hal Azim oleh kaum Muslimat yang menyaksikan paparan Ka BNPT dengan seksama.