REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut mendata kerusakan jalan yang tersebar merata di seantero wilayah. Namun Dinas PUPR akan mengutamakan perbaikan jalan di perkotaan sebelum merambah daerah pelosok.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Garut Uu Saefudin mengatakan, tingginya curah hujan menjadi penyebab atas banyaknya ruas jalan yang mengalami kerusakan. Selain itu, buruknya kondisi drainase, kata dia ikut menyumbang kerusakan jalan.
"Hujan ini sekarang terus mengguyur ini menggenangi jalan. Di beberapa titik yang sering mengalami kerusakan jalan, genangan air ini terjadi dalam waktu yang lama karena saluran drainase yang ada di pinggirannya tidak berfungsi bahkan tak ada sama sekali," katanya pada wartawan, Senin (3/4).
Ia menyebut titik rawan genangan air di perkotaan Garut setidaknya mencapai hingga 200 titik. Ia mengatakan warga sering menutup saluran drainase dengan berbagai alasan. Sehingga kerusakan jalan semakin parah atas ulah tersebut.
"Banyak drainase yang ditutup sama warga. Jadinya air meluap ke jalan dan merusak kondisi jalan," ucapnya.
Berdasarkan data Dinas PUPR Kabupaten Garut, sejumlah ruas jalan yang mengalami rusak ringan sekitar sepuluh persen sudah ditambal sejak awal tahun. Tetapi sejumlah jalan itu kembali mengalami kerusakan.
"Sudah kami tambal yang bolong-bolong. Tapi karena masih sering hujan, jadi aspalnya belum kuat dan tergerus air," ujarnya.
Ia menjanjikan dalam waktu dekat ini akan kembali memperbaiki sejumlah ruas jalan di Garut. Salah satu ruas jalan yang menjadi prioritas perbaikan adalah Jalan Banyuresmi-Limbangan lantaran kerusakannya sudah termasuk kategori parah.
"Di sana (Banyuresmi-Limbangan) akan kami perbaiki dengan hotmix dan betonisasi juga akan dilakukan namun melihat kondisinya dulu," sambungnya.
Perbaikan jalan sendiri diprioritaskan dilakukan di wilayah perkotaan sebelum kemudian menyusul ke sejumlah wilayah lain. Alasannya, Dinas PUPR mengalami keterbatasan peralatan.
"Kami tidak bisa sekaligus memperbaiki semua jalan yang rusak dalam waktu bersamaan, karena terbentur kendala terbatasnya alat. Jadi, bila di perkotaan selesai, perbaikan ini akan merambah ke daerah lain," ujarnya.