REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Ade Komarudin meminta tidak ada lagi dualisme di organisasi Krida Wanita Swadiri Indonesia (KWSI) dengan adanya musyawarah nasional kali ini.
"Sejak saat ini tidak ada lagi dualisme atau tiga atau empat tapi satu KWSI. Bersama-sama memperkuat organisasi dan bekerja untuk masyarakat," kata Ketum Depinas SOKSI Ade Komarudin saat membuka Munas KWSI di Jakarta, Ahad (2/4) malam.
Lebih lanjut Akom menegaskan bahwa KWSI harus lebih memfokuskan diri bekerja untuk masyarakat, memberdayakan kaum perempuan dan anak-anak. "Kita harus bijaksana dalam bertindak. Ke depan fokus mengabdikan diri kepada masyarakat terutama kaum perempuan dan anak-anak," kata Akom.
Akom juga mengharapkan KWSI masuk dan aktif ke kegiatan Pos Yandu yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dan juga aktif dalam membina UMKM khususnya yang digerakkan oleh kaum perempuan. "Siapa pun presidennya, gubernur maupun menteri tidak bisa lepas dari Pos Yandu. Apalagi KWSI yang fokus pada perempuan dan anak-anak," kata Akom. Menurut Akom, Pos Yandu dan UMKM bisa menjadi ujung tombak fokus kegiatan KWSI.
Sebelumnya telah terjadi dualisme kepemimpinan di KWSI yakni yang dipimpin oleh Tyas Indyah Iskandar dan pimpinan Ambar Junarti Suhardi. Munas KWSI kali ini mengambil tema " revitalisasi dan redinamisasi wanita swadiri Indonesia". Munas kalo ini juga mempersatukan dualisme yang selama ini telah terjadi ditubuh organisasi sayap SOKSI.