REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari menilai uang yang diberikan panitia pemenangan Ahok-Djarot pada ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mimah Susanti dan ketua KPU Daerah Jakarta Sumarno adalah hal wajar. Pasalnya, uang tersebut dibagikan juga pada pemateri lain.
“Iya, seingatku hanya honor doang, semua pemateri dikasih honor. Karena juga kita hati-hati, mengingat banyak dari kami yang menilai keduanya sudah tidak netral,” tegas Eva saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (1/4).
Pada Kamis (9/3) 2017, ketua KPU Daerah DKI Jakarta Sumarno, dan ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mimah Susanti menghadiri undangan dari tim pemenangan Ahok-Djarot di Hotel Novotel Jakarta. Keduanya, disebut menerima honor sebesar Rp 3 juta dari panitia sebagai ongkos jalan.
Eva menuturkan, sepanjang diskusi tersebut, timbul pertanyaan kritis dari relawan yang menanyakan tentang dugaan keberpihakan ketua KPUD dan Bawaslu tersebut. “Ini wajar mengingat ada isu ketua KPUD pasang foto profil 411 dan ada gambar dia hadiri acara Gerindra,” kata Eva.
Menurut Eva, ketua Bawaslu Sumarno juga dinilai tidak netral karena tidak mengategorikan spanduk provokasi paslon nomor 3 sebagai pelanggaran. “Ya bisa, tanya ke Bawaslu, kenapa spanduk provokasi dan kampanye di masjid-masjid untuk dan oleh paslon tiga tidak dikategorikan pelanggaran,” tegas Eva.
(Baca Juga: Timses Anies Sayangkan Ketua KPU dan Bawaslu DKI Terima Honorium)