REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana, menilai pemberian subsidi sewa terus menerus kepada penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) bukan hal yang bijak. ''Sebagian mereka yang belum punya rumah dan ingin memiliki rumah terjangkau, juga bukan semuanya yang layak disubsidi terus menerus,'' imbuh politisi PKS dari daerah pemilihan Jakarta Selatan ini.
Karena itu, Triwisaksana dalam rilisnya yang diterima Republika.co.id, merujuk pada program perumahan pasangan calon (paslon) Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang menawarkan progran perumahan milik sendiri dengan DP 0. Triwisaksana menilai program yang ditawarkan pasangan Anies-Sandi tersebut lebih pas dan terjangkau.
Program ini dinilai tepat karena uang muka (DP) selama ini menjadi salah satu kendala untuk memiliki rumah sendiri. Apalagi, implementasi program ini juga disertai dengan aturan yang ketat bahwa ini hanya untuk rumah pertama dan tidak boleh diperjualbelikan.
''Pemprov DKI bisa bekerjasama dengan BUMD yang dimiliki dalam mendukung program ini, termasuk Bank DKI dalam hal pembiayaannya,” jelas Triwisaksana.
Untuk mendukung para pendatang urban dalam mobilitas kegiatannya, maka program pemukiman ini harus sejalan dengan konsep Transit Oriented Housing (TOH) untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Pemukiman yang dibangun bisa berbentuk vertikal dan lokasinya dekat dengan terminal atau stasiun transportasi publik seperti halte bus Transjakarta, stasiun kereta commuter atau stasiun MRT.
Pemprov DKI bisa menggunakan aset yang dimilikinya atau aset pemerintah pusat (melalui kerjasama) dalam membangun pemukiman ini. "Aset lahan yang dimiliki Pemda DKI seperti lahan dekat terminal bus Ragunan, dekat depo MRT Lebak Bulus, seberang Stasiun Pasar Minggu dan beberapa lainnya bisa menjadi pilihan lokasi untuk pemukiman perkotaan ini sehingga implementasinya bisa lebih mudah,'' kata Triwisaksana.