Kamis 30 Mar 2017 18:13 WIB

Potensi Penularan TB di Indramayu Disebut Tinggi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Contoh sampel sputun yang dikumpulkan dari pasien penderita tuberculosis (TB).
Foto: Reuters//Beawiharta
Contoh sampel sputun yang dikumpulkan dari pasien penderita tuberculosis (TB).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Potensi penularan Tuberkolosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan istilah TBC di Kabupaten Indramayu disebut cukup tinggi. Itu karena masih banyak penderita penyakit itu yang masih belum terdata dan terobati secara tuntas.

 

‘’Kasus TB di Kabupaten Indramayu seperti fenomena gunung es,’’ ujar Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Sri Nafsiyah, saat ditemui di sela sosialisasi TB di Gedung Muhammadiyah, Kabupaten Indramayu, Kamis (30/3).

 

Sri mengungkapkan, sangat memungkinkan banyak penderita TB di Indramayu yang belum terdata oleh Dinas Kesehatan. Sebagai gambaran, Kabupaten Indramayu menargetkan menjaring 5.500 penderita TB. Namun hingga kini, yang terjaring baru sekitar 2.700 penderita.

 

Padahal, lanjut Sri, TB sangat mudah menular kepada orang lain di sekitar penderita. Karenanya, para penderita TB harus segera ditemukan dan diobati secara tuntas. ‘’Kalau tidak, khawatir akan menularkan pada orang lain,’’ terang Sri.

 

Sri menambahkan, kesadaran masyarakat Indramayu untuk memeriksakan diri ke Puskesmas juga masih rendah. Mereka seringkali mengabaikan tanda-tanda penyakit dan penyebab timbulnya TB.

 

Sri menegaskan, TB dapat disembuhkan jika penderitanya minum obat yang diberikan dokter selama kurun waktu enam bulan. Namun, obat tersebut harus diminum secara rutin hingga penyakitnya bisa dituntaskan. ‘’Jika pengobatan tidak sampai tuntas, maka risikonya justru akan jadi resisten atau kebal,’’ tutur Sri.

 

Lebih lanjut Sri menjelaskan, selain mengobati penderita secara tuntas, masyarakat juga dapat melakukan cara-cara sederhana untuk mencegah menularnya TB. Salah satunya dengan membuka jendela rumah setiap hari agar sirkulasi udara tetap terjaga. ‘’Udara lembab suhu di Indramayu yang panas berpotensi menularkan TB ke sekeluarga,’’ kata Sri.

 

Untuk mensosialisasikan tentang TB, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu bekerja sama dengan berbagai lembaga, salah satunya PD Aisyiah Kabupaten Indramayu. Sejak Oktober 2016, lembaga itu telah melaksanakan program TB HIV Care di empat kecamatan. Yakni Kecamatan Indramayu, Karangampel, Kandanghaur dan Jatibarang.

 

Dalam program itu, kegiatan yang dilaksanakan di antaranya ‘ketuk pintu’ dari rumah ke rumah warga di empat kecamatan tersebut. Dalam kegiatan itu, para kader TB terlatih memberikan informasi mengenai TB sekaligus penapisan gejala TB hingga terungkap warga yang suspek TB.

 

Selama rentang waktu Desember 2016–Maret 2017, kegiatan ketuk pintu di empat kecamatan itu berhasil menemukan 297 orang suspek TB. Dari jumlah tersebut, diketahui ada 31 orang yang positif TB setelah dilakukan pemeriksaan.

 

Ketua PD Aisyiah Kabupaten Indramayu, Nur Aliyah Suryaningsih mengatakan, akan terus melakukan sosialisasi dengan menggandeng lebih banyak camat di Kabupaten Indramayu. Selain itu, sosialisasi juga akan dilaksanakan di sekolah-sekolah. ‘’Kami berharap masyarakat dapat mengetahui ciri dan bahaya TB sehingga dapat mengantisipasi penularan penyakit  tersebut,’’ tegas Nur Aliyah.

 

Nur Aliyah juga berharap, ada peningkatan kepedulian dari pemerintah daerah terhadap TB dan HIV di Kabupaten Indramayu. Salah satunya dengan mengalokasikan anggaran khusus terkait TB HIV.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement