Kamis 30 Mar 2017 17:50 WIB

Mendongkrak Daya Saing Kota Tasik Lewat Kerajinan Tangan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Yudha Manggala P Putra
Payung Geulis
Payung Geulis

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota Tasikmalaya berusaha meningkatkan daya saing lewat penguatan sektor pariwisata. DSelain destinasi wisata alam, Kota Tasik berharap industri kerajinan tangan dan jasa juga dapat menjadi unggulan.

Ketua Harian Dewan Peningkatan Daya Saing Daerah (DPDS) Kota Tasik Wahyu Tri Rahmadi mengatakan, ikon daerah harus ditonjolkan misalnya bordir, batik, tikar mendong, atau payung geulis. Menurutnya, hasil kerajinan Tasik tersebut kini juga dibuat oleh perajin di wilayah lain.

Bahkan, kadang perajin di daerah lain justru lebih maju ketimbang perajin di Tasik. Ia menilai kendala peningkatan kualitas perajin lantaran belum terbuka dengan teknologi baru.

"Daerah lain pernah belajar ke kita (perajin Tasik), mereka kembangkan sendiri dan majunya lebih cepat, kami rada tertinggal karena terlena. Justru itu ayo bersama bangun pariwisata lagi karena generasi sekarang lebih terbuka teknologi," katanya pada wartawan dalam seminar peningkatan daya saing daerah, Kamis (30/3).

Berdasarkan data yang diperolehnya, Bank Indonesia sempat mengadakan penelitian sekitar tahun 2010 menyangkut daya saing daerah di 434 pemerintah tingkat Kabupaten dan Kota. Hasilnya, Kota Tasik masuk urutan 134 tertinggal jauh dari wilayah lain semisal Bandung yang masuk urutan sepuluh.

"Tasik masuk 134, jauh dengan wilayah yang sama-sama di Jabar misalnya Bandung atau Bogor, ini Tasik padahal wilayah termaju di Priangan Timur harusnya," ujarnya.

Guna meningkatkan daya saing itulah, DPDS menawarkan solusi agar kebijakan Pemkot harus berlandaskan pola pikir bisnis. Sehingga setiap kebijakan yang dibuat mendukung jalannya dunia usaha. Hanya saja, DPDS bersifat memberi rekomendasi pada Pemkot soal perbaikanyang perlu dilakukan. Sedangkan tindakan mesti diambil oleh masing-masing Dinas.

"Ini lebih bicara soal pengelolaan lingkungan usahanya, berarti semua kebijakan harus pro bisnis, kemudian ada beberapa yang harus disiapkan mulai dari SDM, bahan baku, sistem," ucapnya.

Sementara itu, Sekertaris Daerah Kota Tasik Idi S Hidayat mengatakan, kehadiran DPDS supaya perajin mempunyai konsultan guna meningkatkan kualitas produk. Misalnya peningkatakn aspek desain, jangkauan penjualan atau target konsumen dari produk. "Kalau produk sudah bagus, hanya belum berani dijual ke luar, nah para perajin ini butuh semacam konsultan," sebutnnya.

Pemkot sendiri, kata dia berusaha mendorong daya saing daerah lewat perbaikan infrastruktur. Sebab, dengan hal itu akan memudahkan turis yang ingin datang ke kota santri. "Harus bersamaan dengan infrastruktur dasar baik jalan tol, bandara jadi percepatan peningkatan daya saing. Karena kendala Tasik jauh ke Jakarta enggak ada akses yang cepat jadi pendatang agak kurang," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement