Rabu 29 Mar 2017 15:36 WIB

PBB Dorong Industri Ramah Lingkungan di Indonesia

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Pelaku industri kontruksi diharapkan melirik teknologi ramah lingkungan.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Pelaku industri kontruksi diharapkan melirik teknologi ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Pengembangan Industri PBB (United Nations Industrial Development Organization/UNIDO) mendorong pengembangan industri ramah lingkungan di Indonesia. Hal itu disampaikan Dirjen UNIDO Li Yong saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam kegiatan Global Manufacturing and Industrialisation Summit (GMIS) 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Senin (27/3).

Menperin menuturkan, dalam pertemuan tersebut mereka mendiskusikan pengembangan industri hijau yang sejalan dengan visi UNIDO dalam upaya menciptakan pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan. "Pembahasan ini sekaligus untuk menindaklanjuti kesepakatan proyek kerja sama yang tertuang dalam UNIDO-Indonesia Country Programme (ICP) 2016-2020," ujarnya, melalui keterangan pers tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (29/3).

Airlangga mengatakan, langkah yang dapat dilakukan Indonesia untuk menerapkan prinsip industri hijau antara lain dengan  mempromosikan efisiensi energi pada industri kecil dan menengah di Indonesia.

Selain itu, mempromosikan penerapan sistem standar optimasi dan manajemen energi di Indonesia, pemanfaatan energi terbarukan lain seperti dari ombak laut serta menerapkan Best Environmental Practices (BEP) untuk proses pemanasan termal dalam industri logam di Indonesia.

Dirjen UNIDO Li Yong mengatakan, program UNIDO untuk Indonesia tahun 2016-2020 akan dijalankan dalam tiga prioritas tematik. Pertama, membantu Indonesia dalam memperbanyak kegiatan riset dan pengembangan yang berorientasi pada sektor industri dan kepentingan masyarakat.

Kedua, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknologi industri dengan melibatkan politeknik dan jaringan kerja lain di Indonesia. Ketiga, menciptakan iklim inovatif dalam menyediakan skema insentif untuk mengangkat dan memperkuat struktur industri di Indonesia.

“Program tersebut akan mendorong pada pengurangan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan, pembukaan lapangan kerja, menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan peningkatan ketahanan energi,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement