Rabu 29 Mar 2017 05:30 WIB

Gus Sholah: Tak Perlu Pertentangkan Keindonesiaan dan Keislaman

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bilal Ramadhan
Gus Sholah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gus Sholah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Solahuddin Wahid mengatakan, pada era sekarang ini tidak penting mempertentangkan kembali antara keindonesiaan dan keislaman. Menurutnya, cara untuk menjaga dan merawat keindonesiaan adalah dengan menjaga perpaduan keindonesiaan dan keislaman yang sudah dicapai selama ini.

"Jangan lagi memperdebatkan, apakah kita ini orang Indonesia yang beragama Islam atau orang Islam yang tinggal di Indonesia. Kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, sekaligus orang Islam yang berbangsa Indonesia," katanya dalam siaran pers, Selasa, (28/3).

Memadukan Indonesia dan Islam adalah suatu modal sosial politik yang amat berharga. Jika tidak maka akan selalu ditemui kondisi dan situasi penuh konflik antar umat Islam seperti sekarang.

Sementara itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menambahkan, nilai-nilai Pancasila semakin lama akan semakin memudar jika bangsa Indonesia tidak menyadarinya dan memahami nilai-nilainya secara utuh.

"Bangsa ini harus cepat menyadari dan melakukan berbagai upaya konkrit untuk memahami kembali. Sebab akhir-akhir ini Pancasila hanya dijadikan sebagai aksesoris atau alat pembenar atas kepentingan kekuasaan suatu kelompok," kata Zulkifli.

Lebih parah lagi, ada sebagian masyarakat yang sudah meninggalkan Pancasila dan memilih mencari ideologi lain yang cenderung radikal dan anti terhadap keberagaman. "Dimana-mana saya sampaikan, bangsa ini sudah memiliki konsep bernegara yang jelas. Kembali saja kepada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Singkatnya kembali ke PBNU," ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement