REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengamat transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ofyar Z. Tamim mengatakan keberadaan light rail transit (LRT) dapat menjadi salah satu pemecahan masalah transportasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Namun, penerapannya harus terintegrasi dengan transportasi lainnya, kata Ofyar Z. Tamim di Bandung, Selasa (28/3).
Selama ini, lanjut Ofyar, masih dengan angkuta kota yang pelayanannya masih rendah. Apalagi, jangkauan pelayanan (coverage area) angkot hanya 30 persen, sekitar 70 persennya lagi ketergantungan kendaraan pribadi.
Ia menegaskan bahwa LRT sangat cocok di wilayah Bandung Raya, terlebih dengan akses yang mampu mengangkut ribuan penumpang dalam hitungan per jam. "LRT bisa mengangkut 25.000 sampai 30.000 penumpang per jam. LRT juga sistemnya melayang, tidak menggunakan badan jalan," katanya.
Jika nantinya moda transportasi tersebut dapat terintegrasikan, menurut dia, Pemerintah bisa menerapkan kartu pintar (smart card). Hal itu berguna agar masyarakat tidak sulit saat mengaksesnya. "Jadi, mereka enggak beli karcis masing-masing moda transportasi," katanya.
Kehadiran LRT yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, lanjut dia, dapat menjadi jawaban atas segala permasalahan transportasi dan kemacetan yang terjadi di Kota Bandung.