Senin 27 Mar 2017 17:28 WIB

Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk Tutup Selama Nyepi

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah kapal Ferry berlayar di Selat Bali terlihat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (10/3).
Foto: ANTARA
Sejumlah kapal Ferry berlayar di Selat Bali terlihat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pelayanan kapal penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk (Bali) menuju Ketapang (Jawa Timur) dan sebaliknya ditutup mulai pukul 23.00 WITA, Senin (27/3). Ini dalam rangka menghormati umat Hindu Bali yang menjalani prosesi Nyepi selama 24 jam.

"Pelabuhan ditutup satu jam lebih awal supaya tidak ada penumpang dari yang terjebak pelaksanaan Nyepi," kata Manager Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Pelabuhan Gilimanuk, Wahyudi Susianto, Senin (27/3).

Semua aktivitas penyeberangan di Selat Bali ditutup setiap tahunnya saat Hari Raya Nyepi. Untuk mengatasi penumpukan kendaraan di kedua pelabuhan tersebut, ASDP Ketapang menyediakan 44 kapal. Sebanyak 30 kapal melayani penyeberangan di dermaga MB dan Ponton, sementara sisanya di dermaga Landing Craft Machine (LCM).

Pantauan Republika menunjukkan kendaraan roda empat dan roda dua yang akan menyeberang ke Jawa mulai memadati Pelabuhan Gilimanuk sejak Ahad (26/3) malam. Antrean sejak pukul 21.00 WITA bisa mencapai 30 menit hingga satu jam.

Saat Nyepi, umat Hindu melaksanakan Catur Brata, terdiri dari amati geni (tidak menghidupkan sumber cahaya), amati karya (tidak beraktivitas atau bekerja), amati lelungan (tidak bepergian keluar rumah), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Semua ini menjadi keharusan bagi umat Hindu untuk kesiapan batin menghadapi tantangan kehidupan pada tahun baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement