Senin 27 Mar 2017 13:42 WIB

Begitu Diumumkan di Masjid, Warga Bima Langsung Mengungsi

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Andi Nur Aminah
Banjir menggenangi sejumlah titik di Kelurahan Sadia, Kota Bima (ilustrasi)
Foto: Republika/M. Nursyamsyi
Banjir menggenangi sejumlah titik di Kelurahan Sadia, Kota Bima (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Komunitas Babuju Care Center Julhaidin mengatakan warga Kota Bima telah belajar dari pengalaman dalam mengantisipasi terjadinya banjir pada Ahad (26/3) kemarin. Jika pada banjir bandang pada 21 Desember dan 23 Desember tahun lalu, dia mengatakan, banyak warga yang tetap ngotot untuk tinggal di rumah meski sudah diumumkan di masjid untuk segera mengungsi.

"Semalam meski tidak sebesar tahun lalu, begitu diumumkan di masjid langsung pada segera mengungsi dan tidak ngotot seperti tahun lalu," ujar pria yang akrab disapa Rangga Babuju saat dihubungi Republika.co.id di Mataram, Senin (27/3).

Dia menyebutkan, banjir yang terjadi pada Ahad (26/3) tidak separah pada banjir bandang akhir tahun lalu. Namun begitu, kekhawatiran tetap terasa bagi warga Kota Bima. Terlebih, hingga malam hari hujan masih belum mereda. Sebelumnya, pada banjir bandang akhir tahun lalu, banjir terjadi pada siang hingga sore hari.

Kekhawatiran yang dirasakan itu mulai menghilang usai hujan di Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima mulai mereda pada pukul 21.00 WITA.  "Semalam itu pukul 21.00 WITA air sudah mulai surut," ucap dia.

Ia menambahkan, hujan yang terjadi di Kota Bima pada dasarnya tidak begitu deras dan lama. Tercatat pada pukul 16.00 WITA hujan di Kota Bima sudah berhenti. "Saya khawatir melihat data satelit BMKG mengenai hujan di Wawo besar, tapi ternyata awannya mecah itu tidak jadi masalah," lanjut Rangga.

Banjir Kota Bima, dia katakan, sangat dipengaruhi kiriman air dari Wawo yang berada di atas Kota Bima karena letaknya di areal perbukitan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement