REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) melakukan penandatangan MoU terkait ekonomi mikro dan menengah dengan salah satu perusahaan Tommy Soeharto, Grup Humpuss. Dalam kerjasama tersebut, Tommy ingin mengembangkan ekonomi kerakyatan di kalangan Muslimat NU.
"Mudah-mudahan ini memberikan manfaat. Kita ingin melakukan pengembangan ekonomi kerakyatan. Kita akan menjadikan kehidupan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera dan mandiri," ujar Tommy usai melakukan penandanganan MoU dengan Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Selatan, Senin (27/3).
Tommy menuturkan, sementara ini yang paling banyak akan dilakukan pengembangan ekonomi kerakyatan adalah di Jawa Timur. Bahkan, kata dia, dirinya sebelumnya telah mendiskusikan terkait usaha yang perlu dikembangkan, salah satunya yaitu produksi gula.
Putra mantan Presiden Soeharto tersebut berharap anggota Muslimat NU dapat membina anak-anak dan keluarganya untuk mengembangkan usaha di daerahnya masing-masing. Tommy yakin Muslimat NU dapat menjadi ujung tombak untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan tersebut. Tidak hanya dalam usaha produksi gula tapi juga usaha tambang pasir dan juga memproduksi lumpur Lapindo dengan teknologi yang baru.
"Kita berharap Muslimat menjadi ujung tombak, apalagi ibu-ibu ahlinya di dapur. Saya harapkan peranan ibu-ibu. Gula bukan hanya dikonsumsi di dapur tapi juga bisa dijual ke pabrikan sirup dan lain-lain. Dengan ibu-ibu saya yakin gula akan semakin baik di Indonesia dan juga sehat," kata Tommy.
Sementara, Khofifah mengatakan bahwa sudah saatnya bagaimana anggota Muslimat NU berusaha untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan. Ia berharap dengan usaha tersebut dapat menjadi dakwah bil mal (dakwah dengan harta).
"Sudah saatnya bagaimana ikhtiar-ikhtiar yang sifatnya profit. Pikiran sosial itu tidak boleh hilang, tapi profit juga perlu agar Muslimat NU juga penguatan manajerial," ujar Menteri Sosial RI tersebut.
Khofifah membenarkan apa yang dikatakan Tommy bahwa yang paling perlu dilakukan pembangunan ekonomi adalah Jawa Timur. Pasalnya, kata dia, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir, Jawa Timur memang merupakan daerah termiskin. Karena itu, sudah saatnya NU realistis.
"NU juga harus realitis karena kemiskinan tertinggi di Jawa Timur adalah dari NU. Dan kalau di Jawa Timur adalah NU, yang miskin di NU adalah Muslimat," kata Khofifah.