Sabtu 25 Mar 2017 19:22 WIB

Kabupaten Bantul Terbitkan Surat Edaran Waspada Penculikan Anak

Red: Nur Aini
Penculikan, ilustrasi
Foto: duniaibuanak.co.in
Penculikan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, segera menerbitkan surat edaran kewaspadaan sekolah dan orang tua atas isu penculikan anak yang akhir-akhir ini informasinya marak.

"Saya sudah minta staf saya agar Surat Edaran (SE)-nya segera dibuat, kami berupaya besok Senin (27/3) sudah diedarkan ke sekolah-sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olaharga (Disdikpora) Bantul Totok Sudarto di Bantul, Sabtu (25/3).

SE tersebut menindaklanjuti maraknya informasi yang berkembang di masyarakat mengenai fenomena penculikan anak dengan modus menjemput siswa sepulang dari sekolah sehingga meresahkan masyarakat terutama orang tua yang anaknya sekolah. Totok mengatakan meskipun kabar fenomena penculikan anak di Bantul belum dipastikan kebenarannya karena belum ada laporan resmi ke dinas, tetapi antisipasinya perlu dilakukan yaitu dengan meningkatkan kewaspadaan orang tua dan sekolah. "SE itu sebetulnya dimaksudkan untuk merespons terjadinya fenomena klitih (kenakalan remaja), namun relevan dengan fenomena soal penculikan anak yang saat ini ramai beredar di masyarakat. Kami sangat prihatin," katanya.

Menurut dia, SE itu intinya mendorong kewaspadaan sekolah dan masyarakat terutama orang tua agar selalu rutin mengecek keberadaan anak-anak mereka dan mengetahui kegiatan mereka baik saat berada di rumah, sekolah, maupun masyarakat.  "Edaran itu juga agar sekolah untuk berhati-hati selalu awasi anak didiknya terutama yang diantarkan dan rumahnya jauh dari rumah agar selalu berkomunikasi dengan orang tua anak didiknya," katanya.

Totok mengharapkan agar orang tua dan pihak sekolah selalu mengefektifkan komunikasi dan jangan sampai pertemuan dan komunikasi mereka hanya waktu tertentu ketika urusan dana maupun administrasi sekolah. "Jadi kalau ada yang jemput siswa bukan biasanya agar orang tua memberitahu ke sekokah, begitu sebaliknya agar sekolah memberitahu siapa yang jemput. Sehingga saling waspada," katanya.

Totok juga mengimbau ketika ada siswa yang tidak dijemput orang tua, pihak sekolah bisa mengarahkan agar pulang bersama dengan teman-teman lainnya secara rombongan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement