REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi santai gambar surat suara baru untuk pemilihan putaran kedua Pilkada DKI. Di surat suara baru, cawagub pejawat Djarot Saiful Hidayat mengenakan peci hitam seperti Anies-Sandi.
Jargon 'coblos pecinya' yang dipakai selama putaran pertama oleh pasangan Anies-Sandi menjadi kurang relevan. Sebab, Djarot juga mengenakan peci di surat suara, meski Ahok tidak pakai. Jika peci Djarot yang dicoblos, maka suara akan sah untuk pasangan nomor dua, Ahok-Djarot.
Kendati demikian, Anies enggan mengubah jargon 'coblos pecinya'. Ia yakin, masyarakat sudah tahu dan mengerti bahwa yang mengenakan peci sejak awal adalah pasangan nomor urut tiga, Anies-Sandi.
"Warga bisa tahu kok. Kalau kami brand-nya nggak gonta-ganti, kami yakin. Nggak usah revisi, kita tetap tampil otentik apa adanya," kata dia di Jakarta, Kamis (23/3).
"Ini kita lagi senang ditiru juga, meniru itu kan artinya mengakui," tambahnya.
Menurutnya, peci hitam adalah lambang kebangsaan. Keputusan Anies-Sandi yang menggunakan peci dalam gambar surat suara didasari atas hal tersebut. Pasangan nomor urut tiga itu berharap, Anies-Sandi diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Anies mempertanyakan pemakaian peci pasangan nomor urut tiga hanya oleh Djarot. Sebagai lambang kebangsaan, menurutnya, Basuki Tjahaja Purnama juga tak masalah jika ikut mengenakannya.
"Saya malah heran yang satu (Ahok) kok nggak pakai ya. Kalau ini (peci) lambang kebangsaan harusnya pakai dong," ujar dia.