Rabu 22 Mar 2017 22:50 WIB

EDP Yogya Lepas Nyamuk Berwolbachia Tahap Kedua

Petugas menunjukan telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang akan ditempatkan pada halaman rumah warga di Yogyakarta, Rabu (31/8).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas menunjukan telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang akan ditempatkan pada halaman rumah warga di Yogyakarta, Rabu (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Eliminate Dengue Project Yogya memulai pelepasan nyamuk aedes aegypti berwolbachia tahap kedua dengan meletakkan 7.300 ember telur nyamuk itu di Kota Yogyakarta, Rabu (22/3).

Peneliti Utama Eliminate Dengue Project (EDP) Yogya, Adi Utarini, Rabu mengatakan, pelepasan nyamuk berwolbachia tahap pertama beberapa bulan lalu sangat sukses dan direspons positif oleh masyarakat.

Salah satu kunci sukses EDP Yogya dapat diterima masyarakat karena mengintegrasikan penelitian dengan kearifan masyarakat setempat. "Kami selalu berusaha mengintegrasikan penelitian ini dengan budaya Jogja," kata Adi Utarini.

Adi mengatakan, EDP Yogya merupakan kegiatan penelitian pengendalian demam berdarah dengue (DBD) yang dilaksanakan oleh Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran UGM dan didanai oleh Yayasan Tahija. "Kami mengembangkan metode alami untuk mengurangi kasus DBD dengan menggunakan bakteri Wolbachia," katanya.

Pada tahap kedua ini, kata dia, pelepasan nyamuk berwolbachia dilakukan di 12 kelurahan di Kota Yogyakarta, yakni Cokrodiningratan, Terban, Pringgokusuman, Sosromenduran, Baciro, Suryatmajan, Tegal Panggung, Ngupasan, Muja Muju, Kadipaten, Patehan, Wirogunan, Warungboto, Mantrijeron, Bangunharjo serta Sorosutan.

Pelepasan dimulai pada bulan Maret hingga November 2017 mendatang. Adi menyebutkan, pelepasan nyamuk berolbachia akan dihentikan jika persentase nyamuk ini sudah mencapai angka 60 persen. Kondisi ini memperlihatkan bahwa nyamuk berwolbachia sudah mampu bertahan dan berkembang biak secara alami.

Ahli serangga EDP Yogya, Warsito Tantowijoyo mengatakan, pada tahap pertama, pihaknya telah meletakkan lebih dari 2.000 ember di tujuh kelurahan yaitu Karangwaru, Wirobrajan, Pakuncen, Patangpuluhan, Kricak, Tegalrejo dan Bener.

"Meski durasi peletakan lebih panjang dari waktu yang kami rencanakan, masyarakat tetap tidak keberatan. Kami menilai keterlibatan masyarakat dalam penelitian ini telah berperan besar dalam usaha pengendalian DBD di Yogyakarta," kata Warsito.

Acara pelepasan nyamuk berwolbacia tahap kedua itu ditandai dengan penyelenggaraan acara "Kenduri Warga" di Yogyakarta, Rabu. Hadir dalam acara itu Penjabat Walikota Yogyakarta, kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Perwakilan dari Dinas Kesehatan DIY, dan seluruh tamu undangan yang meliputi tokoh masyarakat Kota Yogyakarta. "Tadi saya mendapat update bahwa ada indikasi keberhasilan di Kelurahan Kricak," kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sulistyo. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement