Rabu 22 Mar 2017 19:34 WIB

Wisata Halal Beri Kenyamanan pada Wisatawan

Sejumlah pengunjung menikmati wisata religius di halaman Masjid Raya Sumatera Barat, di Padang, Senin (12/12).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Sejumlah pengunjung menikmati wisata religius di halaman Masjid Raya Sumatera Barat, di Padang, Senin (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat Pusat Kajian Pariwisata Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatra Barat (Sumbar) Sari Lenggogeni mengatakan konsep wisata halal yang akan dikembangkan provinsi itu harus memberi kenyamanan pada para wisatawan.

"Hal yang paling penting ialah bagaimana Sumbar bisa memberikan kenyamanan pada wisatawan, baik itu dari pelayanan maupun ketersedian infrastruktur," katanya di Padang, Rabu (22/3).

Ia menambahkan semua wisatawan tentunya akan mencari kenyamanan selama berwisata, salah satunya adalah ketersedian prasarana untuk beribadah. Menurutnya hingga 2016 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumbar masih didominasi oleh wisatawan asal Malaysia yang umumnya adalah muslim.

"Hingga 2016, 75 persen wisman masih didominasi oleh Malaysia, tentu dalam berwisata mereka akan membutuhkan tempat shalat yang lengkap dengan fasilitas pendukungnya," ujarnya.

Selanjutnya ia mengemukakan sebagai wilayah dengan mayoritas muslim Sumbar harusnya bisa memaksimalkan potensi yang ada sebagai destinasi wisata halal.

Menurutnya Jepang sebagai negara dengan Islam sebagai agama minoritas mulai memperhatikan kenyamanan setiap wisatawan yang datang ke negaranya. "Di bandara yang ada di Jepang sudah disediakan tempat shalat serta makanan halal, hal ini dilakukan untuk memberi kenyamanan bagi wisatawan muslim yang datang," katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulfian mengatakan Perda tentang Wisata Halal sedang dipersiapkan, tinggal menunggu konsep wisata halal yang akan dirumuskan oleh tim yang ditunjuk.

"Dalam Perda itu nanti dijelaskan konsep pariwisata halal yang kita kembangkan itu seperti apa. Bagaimana sarana pendukung seperti sertifikasi untuk restoran, hotel atau sarana lainnya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)," katanya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement