REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Tiga rumah dirobohkan dua rumah lainnya terancam akibat tebing Kali Pacing longsor lebih dari 100 meter dengan lebar dua meter di Desa Pacing, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Kepala Desa Pacing, Kecamatan Sukosewu, Bojonegoro Didik Purwahyudi Selasa menjelaskan proses longsornya tebing Kali Pacing disebabkan hujan deras yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.
"Longsor tebing kali sudah terjadi beberapa hari lalu, tetapi menjadi semakin parah sejak sehari lalu," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pihak kecamatan dan desa, bersama masyarakat memutuskan merobohkan tiga rumah milik Suminten, Ngadimin dan Kardam.
Penghuni tiga rumah dengan jumlah 11 jiwa, lanjut dia sekarang ini menempati rumah keluarganya yang masih satu desa.
"Tiga rumah itu kalau tidak dirobohkan ya jelas roboh sendiri, sebab rumahnya sudah menggantung di tebing Kali Pancing," ucapnya.
Bahkan, lanjut dia ketika tebing longsor lebih dari 100 meter dengan lebar dua meter, sejumlah rumah itu mengalami kerusakan.
Masih di lokasi setempat, lanjut dia ada dua rumah milik Winarko dan Mardi, karena sudah dekat dengan tebing yang longsor."Tapi dua rumah itu masih dihuni, karena mengalami kerusakan ringan. Tetapi kondisinya terancam longsor, sebab tanah di sekitarnya sudah gembur," jelas dia.
Camat Sukosewu, Bojonegoro Hariyanto yang dimintai konfirmasi membenarkan ada sejumlah rumah di Desa Pacing, Kecamatan Sukosewu, yang terkena dampak tebing Kali Pacing yang longsor. "Pemecahannya warga akan direlokasi dengan menempati tanah kas desa (TKD)," ucapnya.
Ia mengharapkan warga di desa setempat yang rumahnya terancam bersedia dipindahkan, karena kalau tetap bertahan tetap terancam longsor setiap terjadi hujan deras. "Longsornya tebing Kali Pacing akan terus berkembang, karena pengaruh hujan deras," ujarnya.