REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta pejawat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjelaskan ihwal program yang akan menjadi salah satu prioritasnya, yakni program Kartu Jakarta Lansia. Sebenarnya, kata Ahok, program KJL sudah lama diterapkan di Pemprov DKI, namun, selama ini bantuan menggunakan uang operasional Gubernur DKI.
Ia menginginkan program KJL dapat diterapkan ke seluruh warga lansia yang tidak mampu dan sumber dananya berasal dari APBD DKI. "Tapi kalau secara ramai dan besar, saya sudah nggak sanggup lagi dapatkan bantuan dari CSR dan macam-macam, ya kita harus lakukan dengan APBD," ujar Ahok di jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/3).
Ahok menerangkan, nantinya bantuan KJL yang akan diberikan adalah uang nkn tunai sebesar Rp 600 ribu per bulan. Sistemnya akan sama dengan program pendidikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang tidak bisa ditarik secara tunai.
"Ya saya kira kalau untuk orangtua sehari punya Rp 20 ribu kan lumayan. Rp 600 ribu kan lumayan per bulan. Tapi, tetap mau beli harus gesek, nggak boleh tarik tunai," katanya.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemprov DKI, lansia di Jakarta jumlahnya di bawah dua juta orang. Mantan bupati Belitung Timur itu pun akan memverifikasi ulang data warga yang berhak mendapatkan bantuan.
"Misal, kalau dia tinggal bersama anak dan cucunya yang KJP, dia bisa numpang sama cucunya dan anaknya. Makanya KJP nanti kita akan evaluasi, berapa persen yang nggak sanggup beli daging. Nanti komponennya kita pikirkan," ucap Ahok.