Selasa 21 Mar 2017 16:41 WIB

Warga Jatim Diajak Peduli Difabel

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tongkat untuk difabel. Ilustrasi
Foto: Reuters
Tongkat untuk difabel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Warga Jawa Timur diajak untuk peduli penyandang disabilitas. Sebab, belum sepenuhnya para difabel tertangani dengan baik.

Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Nina Kirana Soekarwo mengatakan, kepedulian dan bantuan masyarakat diperlukan untuk membantu pemerintah dalam membina dan mendidik para penyandang disabilitas di Jatim yang jumlahnya mencapai 243.533 orang.

“Kami sangat membutuhkan masyarakat untuk bersama-sama membina kaum disabilitas. Sebab, kemampuan pemerintah masih terbatas dan belum optimal karena penyandang disabilitas di Jatim sangat banyak. Kami mengapresiasi YPAC yang benar-benar peduli dan berdikasi tinggi, serta ikhlas dalam membina penyandang disabilitas,” kata Nina Soekarwo dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-61 Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surabaya, Selasa (21/3).

Bude Karwo, sapaan akrabnya, menyatakan komitmen Pemprov Jatim dalam membina dan mendidik penyandang disabilitas. Salah satunya dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pelayanan bagi Penyandang Disabilitas. Tujuannya untuk melindungi hak konstitusional para penyandang disabilitas.

Pemprov Jatim, lanjutnya, juga memiliki UPT-UPT di bawah Dinas Sosial yang melakukan berbagai macam penanganan bagi penyandang disabilitas. Di antaranya, UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra di Malang, UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Tubuh di Pasuruan, UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Rungu Wicara di Pasuruan, dan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Grahita di Tuban.

Selain itu, Pemprov telah menyediakan fasilitas bagi kaum disabilitas di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Jatim. Para penyandang disabilitas juga diberdayakan dan dapat mencari kerja.

“Dalam setiap pameran yang diselenggarakan pemerintah, kami selalu menampilkan karya-karya dari penyandang disabilitas. Ada pengusaha UMKM di Jatim yang seluruh karyawannya merupakan penyandang disabilitas,” imbuh Bude Karwo.

Meski demikian, ia mengakui pemerintah masih memiliki keterbatasan untuk menangani seluruh penyandang disabilitas di Jatim. Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut peduli dan berpartisipasi secara aktif dalam membina dan mendidik para penyandang disabilitas.

“Belum seluruh penyandang disabilitas sudah tertangani, kami sangat membutuhkan bantuan masyarakat dan seluruh pihak agar dapat membantu mereka, contohnya seperti YPAC ini,” ujarnya.

Ketua Umum YPAC Wiwiek Teddy Ontoseno mengatakan, YPAC berkomitmen untuk mendidik anak-anak agar bisa mandiri. Bahkan, ada beberapa anak didik YPAC yang sudah normal dan bisa pindah ke sekolah inklusi serta mencapai kesejahteraannya. “Banyak yang jadi mahasiswa dan jadi pegawai juga. Namun jika memang IQ-nya kurang, paling tidak kami mendidik mereka agar bisa mandiri untuk dirinya sendiri,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement