REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Tim Pemenangan Anies-Sandi merasa bahwa pada putaran pertama masih banyak kecerobohan yang terjadi. Terutama terkait dengan pemilih. Bahkan saat dilakukan penyisiran ulang, masih ditemukan banyak data ganda yang memberikan suaranya di Jakarta Barat.
M. Taufik selau Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi mengatakan, tercatat ada 477 pemilih ganda yang ditemukan. Temuan itu ditemukan saat dilakukan penyisiran di Jakarta Barat pada 15 Maret lalu. “Mereka seharusnya tidak boleh memilih,” ujarnya di Posko Pemenangan Anies-Sandi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/3).
Taufik pun merinci hasil temuan tersebut, yakni di Cengkareng 87 orang; Grogol Petamburan 28 orang; Kalideres 108 orang; Kebon Jeruk 106 orang; Kembangan 45 orang; Palmerah 36 orang; Tamansari 11; dan Tambora 56 orang. Sedangkan untuk data pemilih yang invalid sebanyak 28.853 pemilih.
"Seharusnya dalam pemilihan itu kan memakai ketentuan ABCD, tapi ini tidak memakai ketentuan itu jadi kami nyatakan itu palsu," tutur dia.
Penyisiran yang dilakukan oleh tim pemenangan Anies-Sandi, lanjut Taufik, menggunakan sistem IT yang mencari 16 digit nomor KTP. Enam digit pertama merupakan kode wilayah, enam digit berikutnya tanggal lahir dan empat digit nomor urut penerbit NIK/KTP.
"Sebetulnya diputaran pertama itu kita sudah melakukan penyisiran awalnya itu ada 8,4 juta DPT seluruh DKI, setelah selesai di sisir menjadi 7,1 juta DPT," tutur Taufik.
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta itu juga meminta KPU DKI untuk mengoreksi proses Pilgub DKI agar jangan sampai terjadi kecurangan seperti diputaran pertama.
"Suket itu ketentuannya bawa kartu keluarga untuk validasi. Minimal itu juga sebagai rem atas kecurangan yang terjadi seperti kemarin. Besok atau lusa kita mau sampaikan soal kecurangan ini ke KPU," ucap Taufik.