REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Indonesia akan membawa isu keamanan siber dalam pertemuan persiapan regional Asia-Pasifik (RPM) 2017 guna menyongsong Konferensi Pembangunan Telekomunikasi Dunia (WTDC) di Buenos Aires, Oktober mendatang.
Kepala Bidang Kelembagaan Multilateral Kementerian Komunikasi dan Informatika Sri Sunardi di Legian, Senin mengatakan, Indonesia dalam isu keamanan siber di antaranya ingin menambahkan adanya norma-norma etika siber dalam draf untuk deklarasi yang akan dibawa ke WTDC 2017.
"Terkait dengan isu cyber security Indonesia ingin menambahkan cyber norm, norma-norma di siber," kata Sunardi yang merupakan salah satu delegasi Indonesia tersebut.
RPM Asia dan Pasifik ITU akan digelar di Bali pada 21-23 Maret 2017, setelah sehari sebelumnya didahului Forum Pembangunan Regional (RDF) Asia dan Pasifik.
Menurut Sunardi, Indonesia akan berjuang untuk itu, mengingat isu norma keamanan siber selama ini tidak disentuh ITU. " Itu perjuangan berat Indonesia untuk memperjuangkan itu, karena ITU itu ngurusin telekomunikasi, infrastruktur, regulasi telekomunikasi," katanya.
Norma siber tersebut didorong dalam RPM kali ini karena bermunculannya konten-konten negatif bagi satu negara, katanya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga akan mengusulkan peningkatan partisipasi dari negara-negara berkembang dalam program-program ITU, katanya.
RPM Asia Pasifik sendiri merupakan pertemuan untuk menyamakan kepentingan para anggota-anggota ITU yang berada di kawasan yang hasilnya akan dibawa ke WDTC untuk dimauskan dalam deklarasi.