REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), memberikan bantuan pendanaan inovasi teknologi senilai Rp 171 miliar kepada 53 penerima dari kalangan industri dan 13 penerima dari kalangan perguruan tinggi. Penandatanganan kerja sama antara Kemenristekdikti dan para penerima bantuan dana dilakukan di Jakarta, Senin (20/3).
Seleksi pendanaan inovasi teknologi ini melibatkan 56 industri, 36 perguruan tinggi, serta 9 lembaga penelitian dan pengembangan (litbang). Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mendorong adanya peningkatan inovasi, baik yang dikembangkan para peneliti maupun masyarakat industri. Hasil-hasil penelitian dari kalangan perguruan tinggi diharapkan juga dapat masuk ke ranah industri.
Menurut dia, daya saing inovasi Indonesia saat ini tengah menurun dari urutan 37 pada tahun 2105 menjadi urutan 41 pada tahun 2016. Ia menegaskan perlunya kerja sama dari perguruan tinggi, lembaga litbang, dan pelaku industri untuk meningkatkan daya saing nasional dalam pengembangan teknologi.
"Dalam pengembangan inovasi ini diharapkan tidak hanya berhenti pada prototipe penelitian dan pengembangan, tapi yang penting bagaimana hasil penelitian sampai pada produk dan pengembangannya di pasar," kata Jumain Appe, kepada Republika.co.id, Senin (20/3).
Jumain mengatakan, produk yang dihasilkan oleh para peneliti harus dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Perguruan tinggi dan lembaga riset perlu menjalin kerja sama dengan pelaku industri supaya hasil-hasil penelitiannya dapat diterapkan sampai ke hilir (hilirisasi).
Menurut Jumain, sampai sekarang masih banyak hasil penelitian yang hanya sampai pada prototipe pengembangan teknologi dan gagal masuk ke pasar. Data Kemenristekdikti mencatat, ada 13 penerima pendanaan inovasi teknologi asal perguruan tinggi dari 29 proposal yang masuk. Sejumlah perguruan tinggi yang memperoleh pendanaan adalah UI, ITB, IPB, UNDIP, UGM, ITS, UNAIR, dan UNHAS.
Para peneliti ini mengembangkan beragam bidang. Antara lain, stem cell, base station dan smartphone 4G, industri katalis, industri radar cuaca, industi sepeda motor listrik Gesits, produk metabolit nasional, teknologi plasma untuk pangan, industri alat-alat kesehatan, industrialisasi garam rakyat, serta industri bibit buah tropis.