Senin 20 Mar 2017 15:05 WIB

Matakin: Radikal Bukan Cuma Muslim, Semua Agama Ada

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Karta Raharja Ucu
Mencegah Paham Radikal.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mencegah Paham Radikal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu (Matakin), Uung Sendana, mengaku alergi karena radikalisme kerap diidentikkan kepada umat Islam saja. Padahal, ia menilai, radikalisme itu ada di semua agama, termasuk dari ceramah-ceramah keagamaan.

"Kadang teman-teman Muslim selalu dianggap radikal, sebenarnya radikal itu semua agama ada," kata Uung kepada Republika.co.id, Senin (20/3).

Untuk itu, ia menilai pedoman bersama ceramah di tempat ibadah harus bisa disusun secara bersama-sama, terutama oleh para pemuka agama. Dan, lanjut Uung, pedoman bersama ceramah di tempat ibadah ditujukan bagi semua agama, bukan menunjuk satu atau dua agama saja.

Ia menekankan, ceramah keagamaan sebaiknya dihindari dari politik praktis, mengingat politik pada dasarnya memang memecah-belah. Ia mengingatkan, ceramah harus senantiasa bicara tentang hubungan manusia dengan Tuhan, sesama dan alam.

"Karena, kita tidak boleh cuma melihat itu ke teman-teman Muslim saja," ujar Uung.

Uung sendiri mengaku belum mendapatkan pemberitahuan secara resmi dari Kementerian Agama atau Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Tapi, pekan lalu ia bersama tokoh-tokoh agama telah bertemu Dewan Pertimbangan Presiden dan membahas salah satunya etika penggunaan rumah ibadah.

"Kalau secara resmi dari Kemanag belum, tapi biasanya diajak rembukan karena ini untuk seluruh agama," kata Uung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement