REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Banjir masih menjadi tamu rutin tiap musim penghujan di Kota Bekasi, Jawa Barat. Selama Jumat (17/3) sampai dengan Sabtu (18/3), usai hujan deras mengguyur sejumlah titik di Kota Bekasi, Jawa Barat kembali terendam banjir.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Bekasi, Edi Sukamto, menyebut beberapa titik dan ruas jalan di wilayah Bekasi menjadi lokasi banjir akhir pekan ini. Beberapa merupakan titik rawan yang sudah jadi langganan banjir, seperti Rawalumbu, Taman Narogong, Harapanmulya, dan Perum Dosen IKIP Jatikramat.
Sementara, Perumahan Cikas di Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, terdampak banjir akibat tanggul jebol. "Tanggul jebol akibat tersenggol oleh alat berat berupa beko proyek apartemen, pada hari Senin 13 Maret, ditambah debit air yang cukup deras karena curah hujan yang cukup tinggi," kata Edi, kepada Republika, Ahad (19/3).
Edi menuturkan, panjang tanggul yang jebol berkisar sepuluh meter. Warga mengupayakan penanganan dengan menyewa dua mesin sedot dan membuat tanggul sementara dengan karung yang diisi pasir. Ada empat mesin sedot yang sudah disiagakan di lokasi.
Jumlah warga yang terdampak di Perumahan Cikas Pekayon Jaya kurang lebih ada 350 KK di 7 RT yang berada di RW 25. Wilayah terdampak paling parah berada di RT 5 dan 6 dengan kedalaman air 1,2 meter, sehingga banyak warga harus mengungsi ke masjid perumahan.
Lokasi banjir lain berada di Perumahan Narogong, Komplek Jembatan Satu Rawalumbu, dan Perumahan Mayanggi, Mustikajaya dengan ketinggian air 40 - 50 sentimeter. Di Perumahan Pondok Hijau Permai Kecamatan Rawalumbu ketinggian air 1,2 meter, sementara di Vila Mas Garden Kec Bekasi Utara 1 meter.
RT 04 RW 01 Kel. Margamulya, Bekasi Utara, belakang Stasiun Bekasi terdapat genangan air berkisar 60 sentimeter. Di Perum Dosen IKIP ketinggian air 80 sentimeter. Di Kelurahan Harapanmulya, Kecamatan Medansatria ketinggian rata-rata 80-100 sentimeter. Jumlah warga yang terdampak 430 KK.
Ada enam RW yang terkena banjir parah, antara lain RW 02, 03, 04, 05, 06, dan 08 dengan jumlah pengungsi 135 jiwa. Sebagian besar pengungsi berasal dari RW 08 RT 04 dan 05 karena genangan terparah ada di lokasi tersebut.
Untuk Kelurahan Kalibaru, Medansatria genangan berkisar 20-60 cm. Genangan terparah terjadi di depan SDN Kalibaru III dan IV hingga setinggi 60 cm atau selutut orang dewasa. "Sekarang sudah surut, tinggal bersih-bersih lumpur," kata Edi.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi memantau ke beberapa titik banjir di Kota Bekasi pada Sabtu (18/3). Jalan Nangka, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, menjadi titik pertama pantauan. Banjir di lokasi ini diduga berasal dari luapan Kali Jambe. Ia memanggil Kepala Dinas PUPR Kota Bekasi, Tri Adhianto untuk menindaklanjuti keadaan tersebut.
"Aliran sungai yang meluap ini dikarenakan sempitnya saluran air yang mengarah ke Kali Jambe, dan juga disinyalir karena pembuatan saluran air yang justru malah menghambat jalannya air ke sungai," kata Rahmat Effendi.
Rahmat juga memantau banjir di Kampung Rawa Bugel, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, yang berbatasan dengan tembok Summareccon Bekasi. Warga mengaku pengembang tidak memikirkan aliran air jika terjadi hujan deras seperti sekarang, sehingga alirannya masuk ke rumah warga Rawa Bugel.
Wali Kota Bekasi menginstruksikan agar Dinas PUPR Kota Bekasi membuat surat pengajuan ke pihak Summarecon untuk menindaklanjuti keluhan warga di wilayah tersebut. Titik pantau banjir berikutnya, di wilayah Cevest, tepatnya di belakang Stadion Patriot Chandrabaga. Ia berpendapat ada sumbatan di dalam saluran tersebut.
Rahmat mengintruksikan Dinas PUPR Kota Bekasi untuk membawa alat pengeruk sambah dan mesin penyedot untuk membersihkan area tersebut. Terakhir, di wilayah Pengasinan dan Taman Narogong. Disinyalir, penyebab banjir Perumahan Pondok Hijau, Kelurahan Pengasinan juga karena sumbatan aliran sungai.
"Saya juga sempat melihat sisi kiri pom bensin agar segera dilayangkan surat intruksi pembongkaran bangunan di atas tanah negara, dan sesegara mungkin dibereskan semua," kata Rahmat.
Usai pantauan, Wali Kota sempat mengadakan rapat dadakan dengan Dinas PUPR Kota Bekasi agar mengupayakan pemecahan masalah banjir di luar pembangunan folder air, dan tetap berani melayangkan surat intruksi pembongkaran terhadap gedung yang berdiri di atas tanah negara.