REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Ekonomi Biru bersama pemerintah menggelar Lomba Cipta Kriya (Tekstil dan Kayu) untuk memperingati nilai perjuangan RA Kartini. RA Kartini dinilai memiliki peran untuk memantik masyarakat untuk berkarya.
"Kartini itu hanya pemantik, karena jauh sebelum masa Kartini, perempuan sudah berkarya," kata kurator seni rupa dari Institut Seni Indonesia (ISI) DI Yogyakarta Mikke Susanto di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan, Jakarta, Jumat (17/3).
Menurutnya, benda apa pun yang dihasilkan dari tangan perempuan, memiliki makna. Ia menyebut, peran Kartini tidak hanya dilihat dari sisi memperjuangkan kaum perempuan. Dari prespektif kebudayaan, ia melanjutkan, Kartini menghasilkan sejumlah kesenian, seperti membatik, lukisan dan model.
Sementara itu, Direktur Kesenian Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan menyebut, banyak pahlawn perempuan di Indonesia. Menurutnya, Kartini dapat dikenal karena semua karya peninggalannya tersusun dengan baik.
Lomba Cipta Kriya (Tekstil dan Kayu) bertujuan untuk mengingatkan bangsa Indonesia terhadap perjuangan RA Kartini dan kreatifitas budaya dalam implementasi 'Habis Gelap Terbitlah Terang''. Isu yang ingin diangkat, yakni kepedulian sosial, lingkungan, emansipasi, kreativitas, inovasi berkelanjutan menuju emansipasi kemandirian publik.
Kompetisi Kriya meliputu program pemberdayaan masyarakat dalam mendesain ulang kerajinan tangan yang dimiliki RA KArtini khas Jepara yang berbahan baku kayu dan kain. Lomba ini terbuka bagi seluruh warga Indonesia. Batas akhir pengumpulan data karya pada 15 April 2017.
Peserta dapat mengirimkan data karya ke [email protected]. Sementara pengiriman hasil karya ke Museum RA Kartini, Jalan Alun-alun Nomor 1 Panggang, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. n