Jumat 17 Mar 2017 11:07 WIB

Pemprov Babel Antisipasi Kenaikan Sembako Jelang Ramadhan

Masyarakat berbelanja sembako (ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Masyarakat berbelanja sembako (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  PANGKALPINANG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai melakukan antisipasi kenaikan harga sembako menjelang puasa Ramadhan pada Mei 2017. "Kami sudah melakukan langkah-langkah antisipasi kenaikan harga beras, gula pasir, minyak goreng, daging dan kebutuhan lainnya menghadapi puasa dan Hari Raya Idul," kata Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, A Evan Savitri di Pangkalpinang, Jumat (17/3).

Ia mengatakan meski puasa Ramadhan masih lama, namun pihaknya terus mengoptimalkan pemantauan stok dan harga sembako di sejumlah pasar tradisional. Juga sidak penimbunan sembako dan meminta distributor yang meningkatkan pasokan dari luar daerah.

"Ini merupakan salah satu antisipasi dini lonjakan harga sembako menjelang hari besar keagamaan yang selalu mengalami kenaikan, karena permintaan dan konsumsi masyarakat meningka," ujarnya.

Menurut dia antisipasi kenaikan harga ini penting, mengingat ketergantungan pasokan sembako dari luar daerah yang tinggi. Jangan sampai harga melambung tinggi, karena stok dan pasokan sembako dari luar tersendat.

"Kita masih mengandalkan pasokan dari luar, sehingga potensi kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan khusus Islam sangat tinggi," ujarnya.

Ia menjelaskan saat ini harga sembako masih berahan normal, seperti beras merek AAA dan 118 bertahan Rp 11 ribu per kilogram. Harga gula pasir kiloan bertahan normal Rp 12 ribu per kilogram, minyak goreng Rp 12 ribu per liter, terigu segi tiga biru Rp 8.500 per kilogram.

Harga daging sapi bertahan Rp 120 ribu per kilogram, daging ayam broiler Rp 28 ribu dan ayam kampung Rp 50 ribu per kilogram. "Harga sembako masih normal karena stok cukup dan pasokan lancar dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan," ujarnya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement