Jumat 17 Mar 2017 06:37 WIB

Kemenkes: Masyarakat Perkotaan Menomorduakan Lingkungan Sehat

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Winda Destiana Putri
Kota Jakarta. Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Kota Jakarta. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut lingkungan sehat dan bersih di nomor duakan oleh masyarakat perkotaan. Padahal, sanitasi yang buruk dan tidak tersedianya air bersih menyebabkan berbagai penyakit berpotensi menyerang warganya.

"Masyarakat di daerah padat yang ekonomi, kadang sanitasi dan air bersih di nomor duakan, yang penting kebutuhan perut dulu," kata Direktur Kesehatan Lingkungan, Imran Agus Nurali saat berada di Kelurahan Pekajon, Tambora, Jakarta Barat, belum lama ini.

Hal itu berdampak pada tingginya angka pesakitan dan stunting di suatu daerah. Ia menyebut, untuk mengatasi persoalan tersebut dibutuhkan kerja sama masyarakat di daerah itu. Ia meyakini, salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan mengelola sanitasi dan air bersih serta buang sampah pada tempatnya.

Imran berujar, membiasakan dan mengenalkan perilaku hidup bersih dan sehat harus di mulai sejak usia anak-anak. Ia mengingatkan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030 mendatang. Ia khawatif, apabila kualitas usia produktif rendah, mereka tak bisa bersaing dengan dunia. "Daerah kumuh awalnya dari ketiadaan air bersih dan sanitasi jelek. Dampaknya pesakitan tinggi," jelasnya.

Imran menyebut, setidaknya ada lima pilar STBM di perkotaan. Pertama, berhenti buang air besar sembarangan. Kedua, cuci tangan pakai sabun. Ketiga, pengelolaan air minum atau makanan rumah tangga. Keempat, pengelolaan sampah rmumah tangga. Kelima, pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement