Rabu 15 Mar 2017 22:20 WIB

Pemerintah Cina Siapkan 200 Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Maman Sudiaman
 Duta Besar Republik Rakyat Cina, Xie Feng mengunjungi Pondok Pesantren KHAS Kempek di Desa Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Rabu (15/3).
Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Duta Besar Republik Rakyat Cina, Xie Feng mengunjungi Pondok Pesantren KHAS Kempek di Desa Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Rabu (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON –- Duta Besar Republik Rakyat Cina untuk Indonesia, Xie Feng mengatakan, untuk meningkatkan kerja sama pendidikan antara Cina dan Indonesia, pemerintah Cina akan menyediakan hampir 200 beasiswa bagi para pelajar Indonesia. Dari jumlah itu, sebannyak sepuluh beasiswa kepada para mahasiswa Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Cirebon.

‘’Saya berharap para mahasiswa dengan aktif mendaftarkan diri dan mengajukan aplikasi,’’ kata Xie Feng, saat memberikan kuliah umum di UNU Cirebon, Rabu (15/3).

 

Xie Feng yakin, para mahasiswa UNU yang akan kuliah di Cina kelak bisa meneruskan usaha yang pernah diperjuangkan oleh Laksamana Cheng Ho dan Sunan Gunung Jati. Yakni melestarikan dan meningkatkan persahabatan Cina-Indonesia yang berlangsung turun-temurun.

 

Xie Feng mengatakan, saat ini, terdapat 14 ribu mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di Cina. Menurutnya, Cina telah menjadi destinasi terbesar kedua bagi mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri.

 

Selain memberikan sepuluh beasiswa, dalam kesempatan itu Kedubes Cina juga memberikan bantuan berupa 500 kursi kepada UNU Cirebon. Hal itu sebagai bentuk dukungan fasilitas belajar di universitas tersebut.

 

Xie Feng menambahkan, saat kunjungan ke Indonesia pada 2013 lalu, Presiden Xi Jinping juga melontarkan inisiatif membangun “Jalur Sutra Maritim Abad ke-21”. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Cina dan Indonesia pun dengan aktif mensinergikan inisiatif “Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21” dan strategi “Poros Maritim Dunia”.

 

Tak hanya itu, kedua negara juga memperdalam kerjasama pragmatis dan pertukaran bersahabat secara komprehensif. Adapun kerja sama itu di antaranya di bidang infrastruktur, industri, perdagangan, investasi, finansial, dan e-commerce.

 

Menurut Xie Feng, sampai 2016, Cina telah enam tahun menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Investasi asal Cina ke Indonesia meningkat 324 persen menjadi 2,7 miliar USD. ‘’Cina pun menjadi negara asal investasi terbesar ketiga dari posisi kesembilan,’’ kata Xie Feng.

 

Xie Feng menambahkan, untuk pertama kali, Cina menjadi negara asal turis terbesar bagi Indonesia. Dia menyebutkan, ada 1,423 juta wisatawan Chinese Mainland yang datang ke Indonesia, dengan konsumsi per orang sebanyak 1107 USD. Hal ini mampu menyumbangkan devisa yang besar bagi Indonesia.

 

Sementara itu, dalam kehidupan beragama, Xie Feng menyatakan, Cina memiliki Undang-Undang Dasar yang menegaskan bahwa warga negara Cina mempunyai kebebasan beragama dan negara pun melindungi kegiatan agama normal.

‘’Instansi, ormas dan perseorangan siapa pun tidak bisa melakukan diskriminasi kepada warga beragama maupun tidak beragama,’’ tegas Xie Feng.

 

Saat ini, di Cina terdapat agama Buddah, Taoisme, Islam, Katolik, dan Kristen. Secara kumulatif, jumlah penganut agama melebihi 100 juta orang, dimana 21 juta orang di antaranya adalah Muslim.

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU, Said Aqiel Sirodj mengungkapkan sejarah hubungan antara Indonesia dengan Cina telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Dia pun menegaskan pentingnya kerja sama dengan Cina saat ini.

 

‘’Kalau kita tidak berhubungan baik dengan Cina, maka kita rugi secara ekonomi dan budaya,’’ ujat Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement