Rabu 15 Mar 2017 17:31 WIB

Indonesia Pertimbangkan Membantu Krisis Afrika Secara Langsung

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Ilustrasi kekeringan di Afrika
Foto: AP/Ben Curtis
Ilustrasi kekeringan di Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan Indonesia sedang mencari cara untuk lebih membantu krisis kemanusiaan di Afrika, Rabu (15/3). Selama ini, Indonesia aktif membantu setiap tahunnya melalui program-program PBB.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, situasi kelaparan di Afrika memang jadi perhatian banyak pihak, termasuk Indonesia. PBB menyampaikan sekitar 20 juta orang terancam kelaparan akut di empat negara, termasuk Sudan Selatan, Nigeria, Somalia, dan Yaman.

Arrmanatha mengatakan, Sekretaris Jenderal PBB telah mengirim surat kepada seluruh negara anggota PBB menyampaikan informasi ini. Ia mendesak adanya upaya untuk memberikan bantuan segera.

 

"PBB sendiri sudah melakukan berbagai upaya, melalui program-program mereka, seperti misalnya Central Emergency Response Fund (CERF), UNOCHA, WFO, dan lainnya," kata Arrmanatha. Lebih lanjut, ia mengatakan Indonesia rutin kontribusi melalui CERF.

Setiap tahunnya, Indonesia berkontribusi melalui sumbangan. Pada tahun 2015, Indonesia menyalurkan 200 ribu dolar AS, tahun 2016 sejumlah sama dan tahun ini rencananya Indonesia akan menyalurkan 220 ribu dolar AS.

"PBB sudah menggelontorkan sekitar 22 juta dolar AS dari program ini," kata Arrmanatha. Meski sudah berkontribusi rutin, Indonesia menilai masih perlu melakukan hal lebih untuk membantu meringankan beban negara-negara tersebut.

"Atas dasar surat itu kita juga berencana untuk melihat apa yang lebih bisa dilakukan," ucapnya. Saat ini, Indonesia sedang mempertimbangkan dua opsi bantuan, yakni tetap disalurkan melalui program PBB atau kontribusi langsung secara bilateral.

Langkah diplomatik bilateral dinilai lebih sulit karena Indonesia harus merencanakan sendiri pelaksanannya. Indonesia perlu memastikan sendiri berapa jumlah korban terimbas, cara distribusi, penyaluran, keamanan dan lainnya.

"Antara dua itu jadi pilihan, banyak pro-kontranya," kata Arrmanatha. Meski demikian, upaya bantuan lebih ini tetap perlu dilakukan karena Wakil Presiden RI Jusuf Kalla telah menyatakan kesiapan untuk membantu krisis di sana.

Saat KTT IORA, JK menyampaikan keprihatinan dan kesiapan Indonesia untuk membantu. Ini artinya, Indonesia juga sudah membantu meningkatkan perhatian di forum-forum internasional.

Arrmanatha melanjutkan, Afrika merupakan salah satu prioritas Indonesia untuk melakukan kerja sama juga. Menlu RI, Retno telah berkunjung ke tiga negara beberapa waktu lalu, yakni Afrika Selatan, Mozambik dan Mesir.

"Kita berencana melakukan kunjungan kedua, namun masih dalam pembahasan," ujarnya. Kunjungan pertama kemarin diharap bisa membuka jalan kerja sama antara Kementerian lain. Sementara kunjungan kedua masih diatur waktunya, tujuannya kemungkinan ke Afrika bagian tengah.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement