Ahad 02 Apr 2017 06:31 WIB

Dompet Dhuafa Terjunkan Tim Bantuan Kemanusian ke Somalia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ilham
Seorang wanita berjalan di sebuah kamp yang dihuni orang-orang dari berbagai bagian di Somalia yang terganggu kehidupannya akibat kekeringan parah yang mengakibatkan kelaparan.
Foto: AP
Seorang wanita berjalan di sebuah kamp yang dihuni orang-orang dari berbagai bagian di Somalia yang terganggu kehidupannya akibat kekeringan parah yang mengakibatkan kelaparan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Somalia sedang dilanda krisis kelaparan dan bencana kekeringan. Merespon itu, Dompet Dhuafa lewat Disaster Management Center (DMC) menerjunkan tim ke Somalia untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan pada Jumat (31/3), malam.

Manager Social Development Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono menjelaskan, jika dalam jangka waktu terlalu lama tidak ada intervensi apapun dari masyarakat dunia, akan timbul korban jiwa besar di Somalia. Bahkan, beberapa lembaga Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menyatakan dunia sedang menghadapi krisis kemanusiaan terbesar setelah perang dunia kedua.

Itu didapat dengan mengacu kepada kondisi setidaknya lima negara terindikasi gagal, yaitu Yaman, Sudan, Sudan Selatan, Nigeria, dan Somalia. "Karena itu lah kita dari Dompet Dhuafa berusaha merespon kondisi tersebut dengan melihat negara mana yang perlu kita respons dengan cepat. Ternyata, Somalia lah yang mengalami kondisi paling parah," kata Arif melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (1/4) malam.

Rencananya, ada dua wilayah yang akan disambangi, yaitu Mogadishu dan Bosaso, dengan menargetkan 1.000 penerima. Menurut Arif, alokasi dana didahulukan pada makanan karena tengah menghadapi kondisi kelaparan dan kekeringan. Harus bisa pastikan masyarakat yang akan jadi sasaran Dompet Dhuafa terjamin makanan dan air bersihnya, baru selanjutnya dibicarakan konteks kesehatan dan lain-lain.

Demi memenuhi kebutuhan air, Dompet Dhuafa akan menggali sumber mata air. Selain biaya yang tinggi, penggalian mata air harus dalam. "Info dari mitra-mitra kami di Somalia, jika pada umumnya 30 sampai 40 meter sudah cukup untuk membuat sumur, kemungkinan di sana (Somalia) harus menggali sampai 100 meter untuk mendapatkan sumber mata air," ujar Arif.

Meski begitu, ia belum bisa memastikan jumlah sumber mata air yang akan digali. Hal itu akan ditentukan tim yang dikirim ke Somalia, demi melihat segala kemungkinan dan efektifitasnya.

Direktur Program Dompet Dhuafa Filantropi, Yudha Abadi berharap, dikirimnya Tim DMC Dompet Dhuafa ke Somalia agar bisa melihat gambaran di sana secara langsung. Kemudian, mempelajari dan akhirnya bisa menentukan apa yang bisa dilakukan Dompet Dhuafa ke depan secara logis untuk Somalia. “Kami juga memohon doa, dukungan, dan bantuan masyarakat Indonesia dalam bentuk apa pun dan tidak terbatas,” kata Yudha.

Sebelum keberangkatannya, Direktur DMC Dompet Dhuafa, Syamsul Ardiansyah, yang ikut berangkat ke Somalia, memohon doa dan dukungan masyarakat. “Kami berharap misi ini berjalan dengan lancar,” ujar Syamsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement