Rabu 15 Mar 2017 15:01 WIB

BMKG: Tak Perlu Khawatirkan Equinox

Matahari bersinar terik saat fenomena Equinox terlihat dari langit Kota Denpasar, Bali, Senin (21/3).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Matahari bersinar terik saat fenomena Equinox terlihat dari langit Kota Denpasar, Bali, Senin (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengharapkan masyarakat tidak merasa khawatir dengan fenomena Equinox. Fenomena itu merupakan hal biasa.

Kabid Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan, Syahnan, di Medan, Rabu (15/3), mengatakan harapan itu disampaikan karena adanya informasi yang menyebutkan Equinox akan membuat suhu udara mencapai 40 derajat celsius.

Ia menjelaskan Equinox adalah salah satu fenomena astronomi dengan keberadaan matahari yang melintasi garis khatulistiwa. Secara periodik, fenomena tersebut akan berlangsung sebanyak dua kali dalam setahun yaitu pada 21 Maret dan 23 September.

Saat fenomena tersebut berlangsung, suhu di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara dan selatan.

Keberadaan Equinox tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis karena rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia berkisar 32-36 derajat Celsius.

Equinox bukan merupakan fenomena seperti "heat wave" yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.

Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox seperti isu yang sempat berkembang. Secara umum, kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab, apalagi di beberapa wilayah Indonesia sedang memasuki masa pancaroba.

Meski demikian, masyarakat sebaiknya tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh, serta tetap menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement