Rabu 15 Mar 2017 14:40 WIB

Ketua Tim Dokter Sebut KH Hasyim Muzadi Alami Komplikasi

Rep: Christiyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
KH Hasyim Muzadi (Ilustrasi)
Foto: Republika/Da'an Yahya
KH Hasyim Muzadi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- KH Hasyim Muzadi tengah menjalani masa pemulihan karena menderita komplikasi penyakit. Keterangan itu disampaikan oleh Ketua Tim Dokter yang menangani Kiai Hasyim,  dr Hariadi Moeljosoedirjo, usai Presiden Jokowi membesuk di kediaman Hasyim Muzadi, Rabu (15/3).

"Beliau sakit kuning, kencing manis, dan batuk-batuk. Namun tidak kuat mengeluarkan dahak sehingga mengakibatkan sesak napas," jelas Hariadi. 

Menurutnya, untuk mengatasi sesak napas tim dokter telah menyedot dahak yang menyumbat tenggorokan. "Tadinya tidak kersa dhahar (tidak mau makan) jadi daya tahan tubuh menurun lalu kena infeksi, tiduran terus lalu batuk," imbuhnya. 

Saat ini pernafasan anggota Watimpres tersebut dibantu dengan selang oksigen. Sementara untuk asupan nutrisi diberikan melalui selang infus. Saat dikonfirmasi mengenai kesehatan organ dalam, Hariadi menjelaskan semua organ dalam Kiai Hasyim dalam kondisi baik. "Denyut nadi baik, saturasi oksigen juga baik," ujarnya merinci. 

Hariadi menuturkan Kiai Hasyim memang lebih senang dirawat di rumah daripada di rumah sakit. Kondisi pasien yang bahagia diyakini mampu mempercepat masa penyembuhan. Apalagi daya tahan tubuh Kiai Hasyim yang sudah berusia lanjut lebih lemah jika dibandingkan dengan pasien yang berusia muda. 

Selama menjalani masa pemulihan di kediamannya, Kiai Hasyim didampingi perawat yang berjaga selama 24 jam. Dokter pun setiap saat datang secara berkala mengecek kondisi kesehatannya. 

Lebih lanjut Hariadi mengatakan pihaknya segera melakukan pertemuan dengan tim dokter kepresidenan untuk mengkoordinasikan perawatan apa saja yang diperlukan Kiai Hasyim. "Presiden menawarkan bantuan medis jika ada fasilitas yang diperlukan," ujar Hariadi. 

(Baca Juga: Alhamdulillah, KH Hasyim Muzadi Sudah Pulang ke Rumah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement