REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai tindak lanjut dari rencana program pembangunan RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima audiensi perwakilan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dan PMI (Palang Merah Indonesia), Selasa (14/3).
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut, Menteri Retno menyatakan dukungannya kepada rencana program pembangunan RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar.
"Mengapresiasi dan bersyukur NGO atau LSM di Indonesia sejalan dengan pemerintah, melakukan pendekatan konstruktif dalam membantu menangani permasalahan konflik etnis di Myanmar," kata Menlu Retno.
Pada pertemuan ini, Tim MER-C yang dipimpin oleh Sarbini Abdul Murad dan didampingi oleh Ichsan Thalib Project Manager RS Indonesia di Myanmar, Luly Larissa Agiel Ketua Divisi Penggalangan Dana MER-C dan Rima Manzanaris Manajer Operasional.
Sarbini menyampaikan rancangan gambar RS Indonesia di Rakhine State (Myanmar) yang sudah mengalami perbaikan dan pengembangan disain. Disain bangunan RS Indonesia dibuat netral karena diperuntukkan bagi dua komunitas, baik Muslim maupun Budha yang ada di Myanmar.
Untuk dapat segera merealisasikan pembangunan, pada akhir Maret 2017 ini akan ada pengiriman Tim Gabungan ke Myanmar untuk menjajaki teknis pembangunan Rumah Sakit. Tim Gabungan akan membicarakan masalah-masalah detail terkait pembangunan RS kepada pihak-pihak terkait di Myanmar.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa membangun RS Indonesia karena Wapres RI meminta dalam tahun ini RS Indonesia di Myanmar bisa selesai. Menlu juga telah menunjuk Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan/Duta Besar Kemenlu RI, Bapak Salman Alfarisi, sebagai Ketua Penghubung sehingga semua elemen NGO atau ormas Indonesia yang akan membantu Myanmar akan dikoordinir melalui satu pintu," ujar dr. Sarbini Abdul Murad usai menghadiri pertemuan dengan Menlu RI.