Ahad 12 Mar 2017 23:49 WIB

Kerugian Banjir dan Longsor di Kabupaten Limapuluh Kota Rp 252,9 Miliar

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Maman Sudiaman
Banjir
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, LIMAPULUH KOTA -- Bencana selalu menimbulkan dampak yang merugikan, baik korban jiwa maupun ekonomi. Begitu pula halnya bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatra Barat pada Jumat (3/3) lalu.

Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan sekitar Rp 252,9 miliar yang meliputi bidang pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perikanan, kesehatan, dan perdagangan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kerugian ekonomi ini di luar dari korban jiwa delapan orang meninggal dunia dan tiga orang luka berat yang tidak dapat untuk dikuantifikasi nilainya.

"Dampak kerusakan akibat banjir dan longsor cukup luas meliputi 3.482 rumah terendam, di 11 kecamatan yang meliputi 40 Nagari. Saat ini seluruh korban meninggal telah dikembalikan kepada keluarganya," kata dia, Ahad (12/3). Untuk korban luka berat yang dirawat di RSUD Adnaan WD Payakumbuh telah kembali ke rumahnya masing-masing.

Sutopo menyebut secara umum penanganan darurat berjalan dengan cukup baik melalui koordinasi lintas sektor terkait berjalan dengan baik. Masa tanggap darurat hingga (16/3). BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. "Untuk meningkatkan ekonomi lokal masyarakat, mengingat selama bencana masyarakat tidak dapat bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan maka pemerintah memberikan bantuan cash for work," ujar Sutopo.

BNPB memberikan bantuan Rp 50 ribu per hari selama 10 hari kepada 3.482 kepala keluarga yang rumahnya terdampak langsung banjir dan longsor. Total bantuan cash for work sebesar Rp 1,74 miliar. Kegiatan cash for work antara lain kerja bakti lingkungan dan permukiman, perbaikan darurat sarana prasana lingkungan, dan sebagainya.

Dia mengatakan jalan nasional yang putus di km 187 sudah bisa dilalui kendaraan besar sehingga jalur distribusi untuk ekonomi sudah bisa berjalan. Komunikasi melalui sinyal seluler di Kecamatan Pangkalan  sudah aktif kembali dan di Kecamatan Kapur IX tinggal di Nagari Koto Lamo yang masih terganggu. Perbaikan pipa PDAM masih terus dilakukan.

Instalasi air bersih di Kecamatan Pangkalan 90 persen sudah terpenuhi. Sekitar 99 persen wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Limapuluh Kota telah kembali dapat teraliri aliran listrik. Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terkena banjir sudah aktif kembali, tetapi beberapa anak yang rumahnya terdampak belum kembali bersekolah.

Bantuan dan partisipasi publik hingga saat ini cukup besar dan terus berdatangan. Sebanyak 68 objek fasilitas umum telah selesai dibersihkan. "BNPB tidak akan meninggalkan pemerintah daerah ketika terjadi darurat bencana. Saat ini, secara umum kondisi masyarakat telah pulih kembali. Aktivitas masyarakat telah normal," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement