Sabtu 11 Mar 2017 22:30 WIB

Titiek Soeharto: Reformasi tidak Membuat Negara Lebih Baik

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ani Nursalikah
Titiek Soeharto
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Titiek Soeharto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Presiden Kedua RI Soeharto, Siti Hediati Haryadi atau biasa dikenal Titiek Soeharto, menilai reformasi yang telah berjalan 22 tahun tidak membuat Indonesia menjadi lebih baik. Bahkan, kesenjangan antara si miskin dan si kaya justru kian besar.

Ini diungkapkan Titiek dalam sambutannya dalam acara Zikir dan Shalawat untuk Negeri di Masjid At-Tin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (11/3). Kegiatan Zikir dan Shalawat untuk Negeri ini memang digelar oleh Keluarga Besar Soeharto untuk memperingati 51 Tahun Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).

Menurut Titiek, Supersemar merupakan salah satu tonggak dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Di titik ini, Presiden Soeharto memulai darma baktinya untuk membangun Indonesia. Bahkan, menurut Titiek, di bawah pemerintahan Soeharto, Indonesia siap tinggal landas. ''Sayangnya, krisis ekonomi pada 1997 dan 1998 membuat kita crash. Crash di ujung landasan,'' ujar Titiek.

Tidak hanya itu, Titiek pun menilai, reformasi yang telah berjalan semenjak runtuhnya Orde Baru malah tidak membawa Indonesia menjadi lebih baik. ''Reformasi yang telah berjalan saat ini tidak membuat negeri ini menjadi lebih baik. Kesenjangan si miskin dan si kaya malah bertambah lebar,'' kata Titiek.

Baca: Kepergian Djarot dari Masjid At-Tin Sempat Diwarnai Ketegangan

Selain itu, Titiek menyatakan setuju dengan pendapat Presiden Joko Widodo yang menyebut demokrasi di Indonesia sudah kebablasan. Pasalnya, demokrasi yang berkembang saat ini sudah mengarah ke demokrasi liberal dan tidak lagi mengindahkan adab-adab ketimuran.

Terkait kegiatan Zikir dan Shalawat untuk Negeri, Titiek mengungkapkan rasa terima kasih kepada jamaah yang telah hadir dan ikut memanjatkan doa untuk Presiden Soeharto. Pun dengan kehadiran ulama dan habaib-habaib dari sekitar wilayah Jabodetabek. ''Sekali lagi saya atas nama keluarga besar Haji Muhammad Soeharto mengucapkan terima kasih atas doa yang dipanjatkan diterima Allah. Semoga langkah-langkah kita dimudahkan,'' kata Titiek, yang juga Ketua Panitia Zikir dan Shalawat untuk Negeri tersebut.

Ribuan jamaah memang terlihat di sekitar Masjid At-Tin. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah ulama, habaib, dan sejumlah tokoh nasional seperti Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, dan Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. Mantan Ketua Partai Golkar, Akbar Tandjung juga hadir.

Dari keluarga besar Soeharto, hadir Tommy Soeharto, Siti Hadianti Rukmana atau biasa dikenal Mbak Tutut, dan Mamiek Soeharto. Acara Zikir dan Shalawat untuk Negeri ini dibuka dengan tausiah serta zikir yang dipimpin langsung oleh Pimpinan Majelis Az Zikra, Ustaz Arifin Ilham. Sedangkan pembacaan shalawat dipimpin oleh Habib Syech Assegaf. Selain itu, Habib Rizieq Syihab juga dijadwalkan memberikan tausiah dalam kegiatan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement