Kamis 09 Mar 2017 18:46 WIB

Sekjen PDIP: Pertemuan Jokowi dan SBY Perkuat Karakter Kepemimpinan

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Ilham
Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Republika/Mardiah
Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim, pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono merupakan pertemuan positif yang semakin memperkuat karakter kepemimpinan Jokowi. Menurut dia, Jokowi membuka ruang dialog dan membangun silaturahim tidak hanya dengan rakyat, tapi juga pemimpin negara.

"Dialog tersebut kami dukung penuh sebagai upaya dapat masukan menyelesaikan permasalahan di negara untuk memastikan masa depan Indonesia yang lebih baik," ujar Hasto usai menghadiri rapat internal tim pemenangan Basuki-Djarot di Hotel Novotel, Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, Kamis (9/3). 

Menurut Hasto, pertemuan tersebut akan mempererat tali silaturahim dan meredam ketegangan dan persoalan yang sempat muncul beberapa waktu lalu. "Dan ini menunjukkan bangsa kita suka bermusyawarah," ucapnya.

Pertemuan Presiden Jokowi bertemu SBY membicarakan perkembangan pemerintahan dan negara ke depan. SBY menuturkan, pertemuan antara dirinya dan Jokowi memang jarang. Hal ini pun membuat banyak pertanyaan di benak masyarakat apakah kedua pemimpin ini tengah berselisih.

Namun, usai melakukan pertemuan dan berdialog, SBY menyebut bahwa suasana keduanya sangat baik. Bahkan pertemuan ini menjadi ajang tabayun (mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya).

Dengan tabayun, maka SBY dan Jokowi bisa menjelaskan berbagai persepsi masyarakat untuk keduanya. SBY pun yakin bahwa Jokowi sangat percaya bahwa dirinya ini mempunyai keinginan yang terbaik untuk negara, dan pemerintahan sekarang.

Ketua Umum Partai Demokrat ke-4 ini mengatakan, setelah pertemuan ini tidak akan ada lagi komunikasi yang terputus. Karena jika komunikasi tersebut tidak berjalan, maka dipastikan akan ada persoalan seperti salah tanggap yang selama ini menjadi informasi dan diserap masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement