Rabu 08 Mar 2017 14:40 WIB

Soal Rencana Serangan ke Raja Salman di Malaysia, Ini Kata Kapolri

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ilham
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menanggapi pernyataan Kepolisian Malaysia soal rencana serangan ke rombongan Raja Salman. Sebanyak tujuh militan ditangkap dan seorang di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI).

"Ada informasi rencana (teror). Itu kan sudah muncul di media bahwa dia (WNI) bergabung dengan kelompok yang di sana," kata Tito usai mengisi kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (8/3).

Tito mengatakan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan kepolisian di Malaysia. Terutama berkaitan dengan isu-isu terorisme di dua negara ini. "Kita memiliki LO (Liaison Officer) yang memang berhubungan. Dan hubungan kerja sama antara antiteror Malaysia dengan antiteror Indonesia itu sangat baik sekali. Setiap ada masalah kita langsung kontak. Kita juga berapa kali kasih informasi. Kita juga banyak terima informasi," katanya.

Ia mengatakan, koneksi kelompok teror Indonesia dengan Malaysia sudah keral tejadi. Bahkan kelompok-kelompok ini membentuk jaringan lokal regional.

Menurut Tito, jika kelompok teroris Indonesia tengah tertekan di Tanah Air, mereka akan kabur ke daerah-daerah di Malaysia. Begitupun sebaliknya dengan jaringan terorisme di Malaysia. "Pelaku dari Malaysia juga ada yang lari ke sini seperti Azhari, Noordin M Top, jadi hubungan ini bukan jadi jaringan lokal Indonesia, lokal Malaysia saja tapi lokal koneksi tingkat regional," ujar Kapolri. Untuk itu, pihaknya membangun kerja sama internasional dan regional untuk mengantisipasi pergerakan jaringan radikal.

Sebelumnya, dua dari tujuh pelaku hendak melancarkan serangan bom kendaraan. Raja Salman memulai lawatan ke Asia di Malaysia pada 26 Februari, lalu. Raja Salman membawa 600 anggota delegasi sebelum bertolak ke Indonesia dan Brunei. Sementara itu, seorang WNI diamankan kepolisian Malaysia pada (21/2), lalu. Diduga pria berinisial A (28 tahun) ini hendak bergabung dengan ISIS di Suriah melalui penerbangan Malaysia dan Turki.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement