REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito mengatakan personel TNI yang ikut dalam Operasi Tinombala pemberantasan teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, saat ini tinggal sekitar 300 orang.
"TNI tetap mendukung Operasi Tinombala, namun jumlah anggota BKO di Poso sudah berkurang cukup banyak," katanya di sela-sela Apel Pemuda Sulteng Bersatu yang diikuti 1.000 pemuda lintas agama di lapangan Raksatama Bataliyon 711 Palu, Selasa (7/3).
Pangdam mengatakan tetap mengamankan wilayah Sulteng dari gangguan keamanan, khususnya terorisme. TNI, kata dia, merupakan alat negara dan sebagai alat negara tentu selalu siap menjaga kedaulatan, kesatuan dan keselamatan bangsa dan negara, termasuk dari ancaman terorisme.
Karena itu, TNI mendukung penuh Operasi Tinombala oleh Polri di Kabupaten Poso yang sudah berlangsung cukup lama. Pangdam juga meminta masyarakat untuk membantu aparat yang sedang melaksanakan operasi tersebut.
Menurut dia, dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka memberantas berbagai ancaman terorisme di wilayah Sulteng. Tanpa adanya dukungan dari masyarakat, akan sulit bagi aparat untuk berhasil dalam operasi dimaksud.
Namun demikian, baik TNI maupun Polri terus melakukan upaya pendekatan dan mengimbau agar para anggota teroris kelompok Santoso yang hingga kini masih bergerilya di hutan-hutan di wilayah Kabupaten Poso untuk menyerahkan diri.
"Kita akan perelakukan mereka dengan baik sperti yang telah dilakukan pada anggota teroris lainnya yang telah menyerahkan diri," katanya.
Pangdam juga meminta masyarakat, termasuk para wartawan untuk tidak terprovokasi dengan ancaman-ancaman teror yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. "Ya kita ketahui bersama bahwa sudah ada tiga kali aksi teror gereja di Palu dan Poso sehingga perlu diwaspadai masyarakat," pinta dia.
Masyarakat diharapkan tidak terprovokasi dengan upaya-upaya yang akan membenturkan kita agar bisa dieliminasi.