Selasa 07 Mar 2017 19:15 WIB

PM Australia: Indonesia Buktikan Islam dan Demokrasi Kompatibel

Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan PM Australia Malcom Turnbull (kanan) sebelum penandatanganan Jakarta Concord pada KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/3).
Foto: Antara/Iora Summit 2017/Rosa Panggabean
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan PM Australia Malcom Turnbull (kanan) sebelum penandatanganan Jakarta Concord pada KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan Republik Indonesia merupakan bukti antara agama Islam dan prinsip-prinsip demokrasi modern dapat berjalan berdampingan.

"Indonesia adalah bukti bahwa Islam, demokrasi, dan modernisasi bisa kompatibel," kata Turnbull dalam konferensi pers di hari terakhir penyelenggaraan KTT Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) di Jakarta, Selasa (7/3).

Menurut dia, Indonesia telah memberikan contoh terkait hal tersebut, seperti terindikasi dari kepemimpinan RI di KTT IORA 2017 yang telah menghasilkan Deklarasi tentang Mencegah dan Mengatasi Terorisme dan Ekstremisme Kekerasan. Dalam deklarasi tersebut, negara anggota IORA mencapai kesepahaman bersama untuk mengecam terorisme dan ekstremisme kekerasan dalam segala bentuk dan perwujudannya.

Baca: Australia Dukung Indonesia Perkuat IORA

Untuk itu, IORA juga berkeyakinan untuk berdiri bersama mencegah dan mengatasi ancaman hal tersebut serta mempromosikan pesan positif terkait respek, toleransi, keberadaan bersama, inklusif, keberagamgan dan kohesi sosial. Sebelum IORA, sejumlah tokoh Islam Indonesia dan Raja Arab Saudi Sri Baginda Khadimul Haraman Al-Syarifain Raja Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud bersama Presiden Joko Widodo telah membahas upaya penciptaan perdamaian di Indonesia.

"Arab Saudi dan Indonesia itu diikat oleh kesatuan akidah dan raja mengimbau untuk menegakkan moderasi dan toleransi, menjauhkan ekstrimisme dan terorisme dan membangun solidaritas," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui di halaman Istana Merdeka, Kamis (2/3).

Terdapat 36 tokoh Islam yang termasuk dalam daftar menemui Raja Salman di Istana Merdeka bersama Presiden Joko Widodo antara lain Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nasir, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Din Syamsuddin, Pimpinan Pesantren Modern Gontor Ponorogo Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo Asembagus Situbondo KH Kholil As'ad serta Ustaz Arifin Ilham dan Ustaz Yusuf Mansur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement